KOTA TASIKMALAYA (CM) – Menteri Sosial RI, Agus Gumiwang Kartasasmita akan memberikan modal bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang berkeinginan mempunyai usaha sendiri dan berani untuk graduasi dari Program Keluarga Harapan.
Agus menyebut bantuan yang diberikan berupa modal dan pendampingan agar KPM bisa berkembang usahanya. Misal, 10 KPM PKH yang membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE) akan diberikan modal sebesar 20 juta rupiah.
“Modal akan kami siapkan bagi ibu-ibu KPM yang ingin lulus dan mandiri. Kami tidak ingin mereka kembali jatuh miskin, untuk itu pendamping dari kami akan turun untuk mengawal,” sebut Agus, usai melakukan pencairan PKH tahap 2 di Dadaha, Kota Tasikmalaya, Kamis (11/04/2019).
Pemerintah, kata Agus, menyerahkan sepenuhnya jenis usaha yang akan dijalankan KPM PKH sesuai dengan bakat dan minat mereka. Untuk itu, lanjutnya, peran pendamping sangat penting dalam melihat potensi yang dimiliki oleh KPM.
Selain memberikan bantuan modal, Mensos juga berkerjasama dengan Kementerian Perindustrian untuk memberikan pembinaan kepada KPM PKH dalam melakukan usaha.
“Kerjasama dengan Kementerian Perindustrian tersebut dimaksudkan untuk menjaga agar KPM PKH yang sudah graduasi makin kuat usaha ekonominya. Kerjasama ini akan memperkuat penerima manfaat tidak hanya graduasi mandiri, namun juga bisa terus mengembangkan usahanya,” papar Agus.
“Kerjasama yang tertuang dalam Nota Perjanjian (MoU) ini, kedua belah pihak sepakat melakukan pertukaran data dan informasi dalam penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan serta bimbingan teknis untuk menghasilkan wirausaha baru yang mandirI. Penyelenggaraan program dan kegiatan berbasis digital untuk pengembangan pasar, penyediaan akses pembiayaan. Fasilitasi dan kemudahan penyediaan bahan baku, dan pengembangan kerja sama kelembagaan lainnya,” ujar Agus.
Niat pemerintah mendorong KPM untuk mempunyai usaha mendapatkan dari ibu-ibu seperti ibu Rita yang bertekad mengembangkan usaha jahit yang ia geluti.
“Saya ingin memotivasi diri untuk mengembangkan ketrampilan dalam menjahit agar bisa mempunyai usaha konfeksi dan membantu masyarakat disekitar tempat tinggal saya. Saya mengucapkan terimakasih kepada pemerintah yang telah memberikan bantuan kepada saya sejak 6 tahun silam. Ketika itu kondisi ekonomi keluarga kami serba kekurangan. Tapi saya tidak putus asa. Saya belajar menjahit,” kata Rita.
Saya, menyisihkan sebagian dana PKH untuk dapat membeli mesin jahit dan memualai memberanikan diri menerima jahitan dari warga sekitar. “Uang PKH sebagian saya tabung untuk mewujudkan impian saya bisa membeli mesin jahit. Setelah terbeli baru saya beranikan diri untuk menawarkan jasa jahitan ke tetangga tetangga awalnya. Mereka puas dengan hasil kerja saya,” sebut Rita.
Tekad dan kerja keras saya itu untuk tidak menggantungkan diri menerima bantuan dari pemerintah. Dengan hasil kerja kerasnya pun, Rita akan mendapatkan bantuan pengembangan usaha dari Menteri melalui KUBE PKH.
“Kita memberikan apresiasi kepada ibu Rita. Atas tekadnya untuk keluar dan memberikan kesempatan kepada warga miskin lainnya untuk mendapatkan PKH. Kita terus dorong banyak yang bisa seperti ibu Rita di Tasikmalaya dan kota-kota lainnya,” lanjut Agus.
Bantuan Sosial untuk Jawa Barat hingga April mencapai Rp 4,6 triliun lebih terdiri dari bantuan PKH sebesar 3.088.631.800.000, Bantuan Pangan Non Tunai sebesar Rp. 1.449.074.880.000, Rastra sebesar Rp. 75.955.400.000.
Sedangkan bantuan untuk kota Tasikmalaya hingga bulan April mencapai Rp. 92,373,210,000 terdiri dari bansos PKH sebesar Rp 71.904.850.000 dan Bantuan Pangan Non Tunia (BPNT) sebesar Rp 20,468,360,000. (Edi Mulyana)