News

Mengungkap Perempuan Telinga Panjang Dayak di Pekan Literasi Kebangsaan Bandung

878
×

Mengungkap Perempuan Telinga Panjang Dayak di Pekan Literasi Kebangsaan Bandung

Sebarkan artikel ini
Mengungkap Perempuan Telinga Panjang Dayak di Pekan Literasi Kebangsaan Bandung

BANDUNG, (CAMEON) – Hampatong atau sosok manusia berkuping panjang, tampak di Museum Nasional, Jakarta. Patung kayu setinggi 50 centimeter itu diperkirakan berasal dari abad ke-16. Patung tersebut menggambarkan peradaban suku-suku Dayak di Kalimantan masa itu, yang antara lain memperlihatkan anggapan betapa kuping panjang itu indah.

Kini, lima abad kemudian, apa yang masih tersisa dari peradaban itu? Bagaimana semua ini terhubungkan dengan eksodus suku-suku Dayak selama puluhan tahun, dalam penyelamatan diri menghadapi globalisasi?

Semua pertanyaan tersebut akan dibahas dalam diskusi buku foto “Telinga Panjang: Mengungkap yang Tersembunyi” karya fotografer Ati Bachtiar di Festival Indonesia Menggugat#3: Pekan Literasi Kebangsaan di Gedung Indonesia Menggugat, Jalan Perintiskemerdekaan, Bandung, Senin (5/12/2016).

Ati Bachtiar terobsesi dengan keberadaan telinga panjang perempuan Dayak. Di mana jumlahnya kini makin sedikit. Mengapa dan bagaimana caranya kuping panjang itu menghilang, dan bagaimana pula dalam pergulatan tradisi dan modernisasi ini kuping panjang masih bertahan?

Ati Bachtiar mengungkapnya lewat proses kerja selama dua tahun. Hasilnya, sebuah buku foto (hard cover) 24 x 24 cm setebal 200 halaman. Ia juga membubuhkan catatan pribadi seorang perempuan yang merasa sangat kehilangan.

“Saat ini orang Dayak Salsat tercatat sebagai keajaiban dunia. Akan tetapi, mereka (orang Dayak) tidak percaya diri,” ungkapnya.

Diakui olehnya, buku tersebut merupakan proyek Membaca Indonesia dan menjadi program. Dalam buku tersebut, terdapat 43 foto plus 11 foto yg telinganya dipotong. (Putri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *