News

Menelusuri Jalur Eksotis Enam Stasiun Tertinggi di Indonesia Bersama KAI Daop 2 Bandung

55
×

Menelusuri Jalur Eksotis Enam Stasiun Tertinggi di Indonesia Bersama KAI Daop 2 Bandung

Sebarkan artikel ini

BANDUNG (CM) – Keunikan geografis dataran tinggi Priangan di Jawa Barat tidak hanya menyuguhkan pemandangan alam pegunungan yang memukau, namun juga menyimpan kekayaan sejarah transportasi kereta api yang jarang diketahui banyak orang.

Siapa sangka, di wilayah PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 2 (Daop 2) Bandung, terdapat enam stasiun aktif tertinggi di Indonesia yang masih beroperasi hingga kini dan menawarkan pengalaman perjalanan yang tak tertandingi.

Manager Humasda KAI Daop 2 Bandung, Kuswardojo, mengungkapkan bahwa keenam stasiun ini tidak hanya penting dari sisi teknis dan operasional, tetapi juga menyimpan nilai sejarah tinggi dan menjadi daya tarik wisata yang luar biasa.
“Enam stasiun tertinggi ini menjadi bukti bagaimana kereta api tidak hanya menjadi moda transportasi andalan, tetapi juga bagian dari kekayaan geografis dan sejarah Indonesia,” jelas Kuswardojo.

1. Stasiun Nagreg – 848 mdpl: Gerbang Menuju Keindahan Alam Priangan Timur
Stasiun Nagreg, yang terletak di Kabupaten Bandung, merupakan stasiun tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 848 meter di atas permukaan laut (mdpl). Jalur menuju stasiun ini dipenuhi dengan tanjakan ekstrem, tikungan tajam, serta bentang alam yang luar biasa indah.
Sepanjang perjalanan menuju Tasikmalaya, para penumpang disuguhi panorama perbukitan, lembah hijau, dan udara sejuk khas pegunungan. Tak heran, Nagreg menjadi titik foto favorit dan menjadi simbol keindahan jalur KA Priangan Timur.

2. Stasiun Lebak Jero – 818 mdpl: Sunyi yang Sarat Fungsi
Meski tergolong sebagai stasiun kecil dan tidak menjadi tempat naik-turun penumpang, Stasiun Lebak Jero tetap memainkan peran vital. Terletak di jalur pegunungan Kabupaten Bandung, stasiun ini berada pada ketinggian 818 mdpl dan sering digunakan sebagai titik persilangan dan pengaturan lalu lintas KA, terutama di jalur yang menantang dengan banyak tikungan dan tanjakan curam.

3. Stasiun Cipeundeuy – 772 mdpl: Pemberhentian Wajib Penuh Sejarah
Terkenal sebagai satu-satunya stasiun pemberhentian wajib untuk semua KA jarak jauh di jalur selatan Jawa, Stasiun Cipeundeuy memiliki peran strategis. Dengan ketinggian 772 mdpl, stasiun ini menjadi titik pemeriksaan rem dan sistem keselamatan sebelum KA melanjutkan perjalanan ke jalur curam berikutnya.
Lokasinya yang berada di tengah pegunungan Garut menjadikan stasiun ini sebagai saksi bisu lintasan klasik sejak era kolonial Belanda.

4. Stasiun Andir – 750 mdpl: Sentuhan Sejarah di Tengah Kota Bandung
Berada dekat dengan pusat kota Bandung, Stasiun Andir berdiri di ketinggian 750 mdpl. Dahulu, stasiun ini aktif digunakan oleh penumpang KA lokal. Kini, meski fungsinya tidak sebesar dulu, Andir tetap menjadi bagian penting dari jaringan rel perkotaan dan menyimpan kisah historis tentang perkembangan perkeretaapian di Kota Bandung.

5. Stasiun Cimindi – 736 mdpl: Simpul Urban yang Aktif
Sebagai stasiun yang berperan dalam konektivitas warga perkotaan Bandung, Stasiun Cimindi berada di ketinggian 736 mdpl. Stasiun ini menjadi tempat pemberhentian KA lokal dan sangat padat pada jam-jam sibuk, terutama oleh para pekerja dan pelajar. Letaknya yang strategis membuatnya ramai dikunjungi, sekaligus menyuguhkan lanskap kota dan pegunungan di kejauhan.

6. Stasiun Cimahi – 723 mdpl: Perpaduan Kolonial dan Modern
Stasiun Cimahi berdiri sejak era kolonial Belanda dan berada pada ketinggian 723 mdpl. Berfungsi sebagai penghubung kawasan militer Cimahi dengan Bandung dan sekitarnya, stasiun ini kini melayani kereta api lokal, jarak jauh, dan juga KA feeder Whoosh. Dengan arsitektur khas zaman Hindia Belanda, Stasiun Cimahi menjadi destinasi penting bagi penggemar sejarah perkeretaapian.

Jalur Eksotis dan Tantangan Geografis yang Menggoda Wisatawan

Jalur kereta api yang melintasi keenam stasiun ini menawarkan kombinasi jalur berkelok, tanjakan curam, serta panorama pegunungan yang eksotis. Bagi para penumpang, pengalaman ini lebih dari sekadar perjalanan, tetapi petualangan visual dan emosional menyusuri bentang alam yang dramatis, terutama saat KA meliuk di atas lembah dan menembus kabut tebal pegunungan.

Kuswardojo menyampaikan bahwa Daop 2 Bandung melihat potensi wisata luar biasa yang terkandung di sepanjang jalur ini.
“Kami terus mendorong kolaborasi dengan pemerintah daerah dan komunitas untuk mempromosikan potensi heritage dan ekowisata berbasis kereta api,” tegasnya.

Komitmen Pelayanan: Aman, Nyaman, dan Berkesan
Dengan komitmen menjaga keselamatan, kenyamanan, serta kelestarian lingkungan, PT KAI Daop 2 Bandung terus berinovasi memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.
“Kami ingin agar setiap perjalanan dengan KA menjadi pengalaman yang berkesan dan penuh cerita,” tutup Kuswardojo.

Daya Tarik Wisata Baru untuk Pecinta Alam dan Sejarah
Enam stasiun tertinggi di Indonesia yang berada di wilayah Daop 2 Bandung kini tidak hanya menjadi penanda kekuatan infrastruktur perkeretaapian Indonesia, tetapi juga simbol harmoni antara teknologi transportasi dan keindahan alam.

Dengan sentuhan promosi digital, wisata edukatif, dan sinergi antar-lembaga, jalur ini berpotensi menjadi destinasi wisata berbasis kereta api yang unik dan tak ditemukan di wilayah lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *