News

Mega Proyek Gorong-gorong, Antara Kebijakan, Kerusakan, dan Ketidakadilan

194
×

Mega Proyek Gorong-gorong, Antara Kebijakan, Kerusakan, dan Ketidakadilan

Sebarkan artikel ini
Mega Proyek Gorong-gorong, Antara Kebijakan, Kerusakan, dan Ketidakadilan
Petugas PDAM Tirta sukapura saat tengah memperbaiki pipa yang rusak akibat galian mesin beku proyek gorong gorong di Kota Tasikmalaya. ( dezaf )

KOTA TASIKMALAYA (CAMEON) – Proyek besar-besaran yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tasikmalaya yakni perbaikan gotong-gorong hampir di semua titik jalan utama di kota Tasikmalaya sudah hampir memasuki bulan ke 3. Alasan Pemkot memang sangat bagus yakni mengantispasi banjir yang kerap menghantui masyarakat Kota Tasikmalaya jika musim penghujan tiba.

Namun, dibalik proyek rehabilitasi infrastruktur ini sejumlah fasilitas publik sedikit banyak terganggu dan yang paling berdampak adalah kemacetan di beberapa ruas jalan.

Tak hanya itu, sejumlah perusahaan telekomunikasi pun mengeluhkan banyaknya serat optik yang tertanam rusak, bahkan hancur digali mesin beku milik rekanan yang menggali tanpa ampun. Akibatnya, dalam sepekan kemarin pengguna internet dari BTS telkomsel pun sempat terganggu.

Yang lebih parah lagi, semenjak proyek ini digulirkan sedikitnya 5 titik kebocoran pipa PDAM terpaksa harus duperbaiki ekstra oleh petugas.

Kasubag Humas PDAM Tirta Sukapura, Agus Yedi Hilman, menuturkan, pihaknya mendapatkan sejumlah laporan kebocoran akibat proyek gorong-gorong ini.

“Yang parah itu di Jalan SL Tobing dan di Jl. HZ Mustofa, tepatnya di Nagarawangi itu pipa PDAM hancur. Padahal, pipa itu untuk mengairi wilayah regional Kota Tasikmalaya, tapi sekarang sudah bisa diperbaiki,” ujar Agus.

Ditanya apakah ada kompensasi dari pengusaha atau rekanan pembuatan proyek gorong-gorong ke pihak PDAM, Agus enggan memberikan komentar.

“Itu kewenangannya ada di Dirtek yang jelas petugas kami dilapangan terus memantau perkembangan jika ada laporan susulan kebocoran air PDAM,” tambahnya.

Sejumlah pemerhati lingkunganpun menyayangkan sikap Pemkot Tasikmalaya yang membiarkan sejumlah paru-paru kota dipangkas habis demi mega proyek ini.

“Saya tidak menyalahkan proyek pemerintah tapi apa memang harus dipangkas habis pohon-pohon di pingir jalan yang merupakan paru paru Kota Tasik. Sementara sejumlah pancang besi untuk iklan dibiarkan. Rasanya tidak adil, ” ucap Sigit Wahyu Nandika, Pemimpin Yayasan Sobat Bumi yang bergerak dalam program penghijauan. ( dzm )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *