KOTA TASIKMALAYA (CM) – Memasuki musim tanam, PT Pupuk Kujang memastikan stok pupuk bersubsidi untuk memenuhi kebutuhan di wilayah Jawa Barat dan Banten aman. Hal itu dibenarkan Indra Gunawan selaku Kabag Hubungan Eksternal PT Pupuk Kujang.
“Dalam menjamin distribusi pupuk Urea bersubsidi dan mencegah terjadinya penyimpangan penyaluran di lapangan. Pemerintah menerapkan sistem Distribusi Pupuk Bersubsidi secara tertutup dengan mempergunakan sistem distribusi dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK),” terang Indra kepada media, Jumat (20/12/2019).
Menurutnya, sesuai ketentuan Kementerian Pertanian, produsen pupuk diwajibkan menyimpan stok sampai menutup kebutuhan dua minggu kedepan, tetapi pada praktiknya, PT Pupuk Kujang sebagai anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) menyiapkan stok setara dengan stok untuk dua bulan ke depan bahkan lebih. Hal ini untuk mencegah terjadinya kelangkaan pada saat terjadi lonjakan permintaan di musim tanam.
“Sampai saat ini, stok urea untuk Jawa Barat dan Banten mencapai 234.021 ton atau 425% dari ketentuan stok 3 minggu sebesar 55.082 ton. Untuk NPK, stoknya mencapai 55.867 ton atau hampir lebih dari lima kali lipat dari ketentuan sebesar 10.031 ton. Sedangkan pupuk organik, stoknya mencapai 11.979 ton atau 185% dari ketentuan 6.087 ton. Ketersediaan stok pupuk yang cukup banyak ini guna mempersiapkan musim tanam ke-II dan akhir tahun,” ujarnya.
Sementara itu, pencapaian realisasi penyerapan pupuk urea bersubsidi di Jabar-Banten, sampai dengan 19 Desember 2019 mencapai 484.019 ton, jumlah itu setara dengan 81% dibandingkan kebutuhan Dinas Pertanian sebanyak 595.147 ton.
“Sedangkan stok pupuk di wilayah Tasikmalaya sampai saat ini dapat dipastikan aman yaitu stoknya mencapai 7.548 ton pupuk urea atau 237% dari ketentuan sebesar 3.183 ton, sedangkan stok pupuk Organik sebanyak 494 ton, ketersediaan ini cukup sampai akhir tahun. Untuk stok pupuk NPK Phonska di wilayahTasikmalaya menjadi wilayah tanggung jawab distribusi PT Petrokimia Gresik,” paparnya.
Indra menambahkan, sampai pertengahan Desember ini, penyaluran pupuk urea bersubsidi di wilayah Kabupaten Tasikmalaya mencapai 15.678 ton atau 66% dibanding kebutuhan menurut Dinas Pertanian (Distan) sebesar 23.843 ton. Sedangkan realisasi urea bersubsidi Kota Tasikmalaya sebesar 1.867 atan 72% dibandingkan kebutuhan menurut Distan sebanyak 2.593 ton.
“Penyaluran pupuk Organik di Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 5.326 ton atau 97% bila dibandingkan kebutuhan menurut Distan sebesar 5.483 ton. Penyaluran pupuk Organik di Kota Tasikmalaya sebanyak 587 ton atau 77% dibandingkan kebutuhan menurut Distan sebesar 756 ton. Menurut Indra, perkiraan serapan pupuk akan tinggi pada puncak masa tanam nanti diawal 2020 mendatang.
Dalam penyaluran pupuk bersubsidi di lapangan, Indra juga mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan stakeholder dan masyarakat yang aktif dalam memonitoring penyaluran pupuk untuk sektor tanaman pangan. Hal ini agar pupuk bisa sampai ke tangan petani dengan prinsip 6T (Tepat Tempat, Tepat Harga, Tepat Jumlah, Tepat Mutu, Tepat Jenis, Tepat Waktu).
“Kami berharap dengan komitmen bersama ini, antara perusahaan, distibutor dan kios dapat terus bersinergi dengan baik, untuk mengedepankan kepentingan petani, dan kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi khususnya di wilayah Jawa Barat dan Banten secara optimal,” pungkas Indra.
Untuk diketahui bahwa PT Pupuk Kujang memproduksi urea dengan kapasitas 1.140.000 ton per tahun, pupuk NPK 200.000 ton per tahun, pupuk organik 20.000 ton per tahun. Angka tersebut melebihi kebutuhan pupuk untuk di wilayah Jawa Barat dan Banten selama satu tahun berdasarkan ketentuan.
“Stok pupuk wilayah Ciamis, Kota Banjar dan Pangandaran sampai saat ini dapat dipastikan aman mencapai 11.538 ton pupuk urea atau 198% dari ketentuan sebesar 5.826 ton. Sedangkan stok pupuk Organik sebanyak 1.452 ton atau 125% dari ketentuan sebesar 1.162 ton, ketersediaan ini cukup sampai akhir tahun,” jelasnya.
Realisasi penyaluran di Kabupatan Ciamis pupuk urea bersubsidi sebesar 12.383 ton atau 64% dibandingkan kebutuhan Distan sebesar 19.368 ton. Kota Banjar penyerapan urea bersubsidi sudah 98% atau 1.685 ton bila dibandingkan kebutuhan menurut Distan sebanyak 1.720 ton.
Sedangkan untuk Kabupaten Pangandaran penyaluran urea bersubsidi sebanyak 6.278 ton atau 68% dibandingkan angka kebutuhan menurut Distan sebesar 9.190 ton. Realisasi penyaluran pupuk organik di Kabupaten Ciamis mencapai 14.466 atau 98% dari ketentuan Distan.
“Kota banjar menyerap pupuk Organik sebanyak 109 ton atau 53% dari ketentuan Distan dan Kabupaten Pangandaran penyaluran pupuk organik sudah mencapai 2.647 ton atau 110% dari kebutuhan menurut Distan,” pungkasnya. (Edi Mulyana)