News

Latihan Malam di Kampus, Atlet Sepatu Roda Tasikmalaya Siap Gebrak Porprov 2026

81
×

Latihan Malam di Kampus, Atlet Sepatu Roda Tasikmalaya Siap Gebrak Porprov 2026

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIK (CM) – Belasan atlet muda cabang olahraga sepatu roda Kota Tasikmalaya tampak antusias menjalani latihan malam di area parkir Universitas Perjuangan (Unper), Jalan Peta, Kahuripan, Tawang, Sabtu 1 Novermber 2025.

Meski hanya diterangi lampu kampus, para atlet tetap bersemangat mengasah kecepatan dan teknik jelang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Barat 2026 di Kota Bekasi. Suara roda bergesekan dengan aspal terdengar berirama di tengah malam, menandai semangat latihan mereka.

Ketua Pengurus Cabang (Pengcab) Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (PERSEROSI) Kota Tasikmalaya, Ignasius Adam Adiwinata, mengatakan latihan malam ini sekaligus menjadi ajang seleksi atlet yang akan mewakili Tasikmalaya di Porprov mendatang.

“Ini bagian dari proses seleksi dan pembentukan tim inti. Kami ingin mencetak atlet yang kuat secara teknik dan mental,” kata Adam kepada wartawan di lokasi.

Adam menyebut PERSEROSI Tasikmalaya berkomitmen membangun pembinaan jangka panjang, bukan sekadar mengejar hasil cepat. “Kami ingin atlet yang siap menghadapi tekanan kompetisi, bukan hanya jago saat latihan,” ujarnya.

Untuk Porprov 2026, Kota Tasikmalaya berencana menurunkan atlet di sejumlah nomor andalan, antara lain freestyle speed slalom putri, battle slide putri, classic slalom putra, serta skateboard street dan skateboard agresif.

Menurut Adam, cabang freestyle menuntut kecepatan, keseimbangan, dan kreativitas, sedangkan skateboard street dan agresif lebih menonjolkan keberanian serta kemampuan beradaptasi di medan arena yang dinamis.

“Kami sadar akan bersaing dengan kota besar seperti Bandung, Bekasi, dan Depok. Tapi kami datang bukan sekadar ikut bertanding — kami ingin membuktikan Tasikmalaya bisa bersaing,” tegas Adam.

Kepala Pelatih PERSEROSI Kota Tasikmalaya, Rian Hodayat, menilai potensi atlet lokal cukup menjanjikan. Namun, masih ada sejumlah kendala, terutama terkait fasilitas dan pendanaan.

“Alat ukur waktu (time device) saja belum kami miliki, tapi semangat anak-anak dan dukungan orang tua jadi modal besar,” ujar Rian.

Ia berharap dukungan dari pemerintah daerah bisa terus mengalir agar pembinaan tidak terhenti. “Yang penting konsisten, disiplin, dan saling dukung. Kalau itu bisa dijaga, hasil akan mengikuti,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *