BANDUNG BARAT (CM) – Gerakan semangat membaca bisa dilakukan dengan berbagai hal, agar lebih bervariasi, unik, dan dikenal luas oleh khalayak masyarakat, biasanya kreatifitas menjadi modal utama. Hal itulah yang dilakukan Komunitas Babaca, komunitas yang berawal dari Taman Baca Masyarakat (TBM) di Kabupaten Bandung Barat. Komunitas Babaca berasal dari gabungan kepengurusan TBM Cibungur, TBM Mandala, dan TBM Banuraja.
Mereka biasanya menggunakan Video Impact sebagai sarana edukasi untuk mengenalkan semangat membaca kepada masyarakat. Itu, dilakukan agar semangat membaca di kalangan masyarakat tidak monoton. “Video impact yang kami buat biasanya denga menggunakan media utama kamera sederhana yang penting hasilnya memuaskan, durasinya maksimal 5 menitan,” kata Pengurus TBM Banuraja Ai Suherman.
Sementara, diungkapkan pengurus TMB yang sama, Fauzan Erlanggi, bahwa kendalanya selama ini yakni kesulitan relawan dan jumlah ketersediaan buku. Karena, lanjut dia, banyak relawan yang memiliki kesibukan masing-masing. “Kendala lainnya juga ada di ketersediaan buku yang masih kurang,” ujarnya.
Dengan demikian, komunitas Babaca melakukan pembaharuan berupa membuat Video Impact agar pengelolaan buku dan pengenalan semangat membaca kepada masyarakat semakin bervariasi. Selain itu juga kursus pelatihan komputer yang kebanyakan sasarannya ibu-ibu yang belum melek teknologi dan PKK. Kursus pelatihan komputer biasanya dilakukan seminggu sekali.
Dengan hadirnya Video Impact, diharapkan bisa menjadi solusi kekecewaan jumlah ketersediaan buku di TBM yang masih kurang. Jumlah buku di TBM Banuraja dan Mandala ada sekitar 1000 buku namun bacaan untuk anak-anak masih minim Saat ini, Video Impact yang dibuat oleh Komunitas Babaca sering diikutkan lomba di berbagai daerah dengan tema bevariasi, bisa berupa sosial budaya yang berkaitan dengan semangat membaca.
Menurutnya, pelopor gerakan sadar membaca harus diterapkan di seluruh daerah di Indonesia. Visi Komunitas Babaca yakni bergerak bersama untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. “Bangsa yang cerdas, tentu saja bangsa yang mencintai buku dan teknologi. Maka harus dibuat strategi berupa inovasi-inovasi terbaru agar semua elemen masyarakat tidak asing dengan keberadaan buku,” tandasnya. (Ramadani Intan)
