BANDUNG BARAT (CM)– Kitab kuning identik dengan Pondok Pesantren yang merupakan referensi utama dan pola pendidikan khas Agama Islam di Pondok Pesantren. Untuk memperdalam kajian-kajian kitab kuning maka Lajnah Bahtsul Kutub (LBK) bersama Forum Pondok Pesantren (FPP) Kabupaten Bandung Barat (KBB) terus mengadakan kegitannya setiap bulan secara berkeliling di tiap kecamatan di Kabupaten Bandung Barat.
Forum Bahtsul Masail digunakan santri sebagai sarana belajar. Ringkasnya Bahtsul Masa’il merupakan majlis musyawarah resmi para ulama yang membahas persoalan agama, social,politik dan semua aspek kehidupan dari perspektif Fiqih.
Biasanya yang dibahas merupakan persoalan-persoalan kekinian yang tidak diatur dalam sumber sumber hukum islam seperti Alquran ,hadis, ijma’ulama dan qiyas. Dikalangan Nahdliyin, literature klasik biasa disebut kitab kuning.
Menurut Kiyai Hilman Farid selaku ketua FPP KBB, Bahtsul Masail merupakan forum untuk menyelesaikan setiap persoalan yang ada dengan menggunakan referensi kitab-kitab kuning yang mu’tabar dan dibahas oleh para kiyai yang mempunyai kualifikasi keilmuan, terutama di bidang fiqih.
“Melalui perhelatan ini, para kiyai dari sejumlah daerah bisa bertemu. “Di antara kita yang jarang bertemu atau memiliki sekat hati, di dalam bahtsul masail ini hendaklah kita eratkan tali silaturahim dan tali persaudaraan,” kata Hilman, di Pondok Pesantren Al-Fatah, Gununghalu Minggu (7/3/2021).
Hilman menjelaskan, Konsolidasi ini penting untuk saling mengenal kiyai yang satu dengan yang lainnya, bahkan menguatkan hubungan satu sama lain.
“Kami menginginkan pesantren-pesantren khususnya di Kabupaten Bandung Barat hidup dengan kiyai-kiyai yang cerdas dan berpengetahuan luas berdasarkan kitab-kitab kuning yang mu’tabar dan bisa dipertanggungjawabkan baik di dunia maupun di akhirat,” Pungkasnya.(**)