CIMAHI, (CAMEON) – Sejak 15 tahun berdiri, Pemkot Cimahi belum memiliki Depo Arsip untuk menyimpan dokumen-dokumen penting milik emerintah Daerah. Arsip-arsip Pemkot Cimahi yang dikelola oleh Kantor Arsip Perpustakaan dan Pengelolaan Data Elektronik (KAPPDE) Kota Cimahi disimpan di sebuah ruangan yang lebih menyerupai gudang.
Kepala Seksi Kearsipan KAPPDE Kota Cimahi Gunardi mengakui, tempat penyimpanan arsip itu kurang representatif. Imbasnya, dokumen-dokumen milik Pemkot tersimpan secara tidak teratur.
“Saya menyebutnya sebagai mini depo. Tempat penyimpanan arsip ini ada berbarengan didirikannya kantor untuk KAPPDA, sekitar tahun 2009,” katanya, Rabu (20/10/2016).
Menurutnya, tahun lalu KAPPDE telah merencanakan pembangunan Gedung Depo Arsip yang lebih representatif. Akan tetapi, pembangunannya belum bisa dilaksanakan karena terbatasnya lahan yang dimiliki.
“Desain konstruksinya dan desain interiornya sih sudah ada, jadi pemanfaatan ruangnya buat apa itu sudah disiapkan, termasuk struktur penampang,” terangnya.
Hanya saja, kata dia, sekarang tinggal mencari tanah yang memenuhi syarat agar arsip tidak rusak perlu disimpan di tempat dengan suhu dan kelembapan tertentu.
“Kalau dari gambar perencanaannya, Gedung Depo Arsip itu ada lima lantai,
yang setiap lantai luasnya sekitar 600 meter persegi,” ujarnya.
Gunardi mengatakan, Depo Arsip sangat penting sebagai tempat penyimpanan arsip statis atau arsip yang memiliki nilai guna kesejarahan, arsip yang telah habis retensinya, atau arsip berketerangan dipermanenkan karena telah diverifikasi. Selain itu, Depo Arsip juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat untuk menyimpan dokumentasi perencanaan pemerintahan daerah.
“Itu disarankan untuk diarsipkan, kemudian dokumentasi kebijakan juga, dalam hal ini ialah peraturan-peraturan yang dibuat pemerintah daerah. Selain itu, disarankan juga untuk dipermanenkan ialah arsip-arsip yang terkait dengan pembentukan dan sejarah daerah, seperti bagaimana sejarah Cimahi,” paparnya.
Di samping mengelola arsip, tambah dia, KAPPDE juga membuat arsip kesejarahan Cimahi. Beberapa buku yang telah dibikin, di antaranya ialah ‘Sejarah Kota Cimahi (bekerja sama dengan Nina Herlina lubis),’Cimahi Dalam Arsip-Zaman Pra Kemerdekaan
1870-1942’, dan ‘Sepuluh Tokoh yang Dijadikan Nama Jalan di Kota Cimahi’.
“Tahun ini pun kami menggarap dua buku, yang bekerja sama dengan tim dari Universitas Pendidikan Indonesia. Buku pertama tentang kajian kesejarahan Kota Cimahi ditinjau dari aspek sosial budaya dan buku yang berasal dari cerita yang konon katanya, yaitu buku ‘Babat Cimahi’. Bagaimanapun, arsip seperti itu kan sangat
penting buat sejarah. Siapa menguasai arsip, dialah yang memiliki sejarah,” pungkasnya. cakrawalamedia.co.id (Rizki)