News

Kepala BI Tasik Lepas Ekspor Kelapa ke Jepang

344
×

Kepala BI Tasik Lepas Ekspor Kelapa ke Jepang

Sebarkan artikel ini

PANGANDARAN (CM) – Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya, Heru Saptaji, Danberigif Raider 13/1 Kostrad Galuh bersama Bupati Kabupaten Pangandaran, yang diwakili oleh Asda III melepas ekspor turunan kelapa (cocopeat block) dan cocofiber sebanyak empat kontainer dari Pangandaran ke Yokohama dan Nagoya-Jepang yang ditandai dengan pemecahan kendi.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya, Heru Saptaji mengatakan, dalam rangka memperbaiki defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit, Bank Indonesia concern terhadap peningkatan ekspor barang dan jasa. Priangan Timur merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi ekspor yang cukup tinggi.

“Saat ini terdapat beberapa pelaku usaha/UMKM yang sudah melakukan ekspor baik secara langsung maupun melalui pihak ketiga di wilayah Jakarta, Yogyakarta, Solo dan Bali. Kab. Pangandaran merupakan salah satu sentra penghasil kelapa di Jawa Barat, yakni sekitar 14% dari produksi total Jawa Barat,” jelasnnya kepada media, di Jalan Jadi Karya Desa Cintakarya Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran, Jumat (01/11/2019).

Ia menyebut, pada tahun 2017 luas lahan perkebunan kelapa di Pangandaran tercatat 25.575 ha, dengan produksi kelapa mencapai 12.593 ton. Komoditas kelapa Pangandaran tidak hanya dipasarkan untuk kebutuhan domestik namun juga sudah diekspor. Salah satu UMKM yang melakukan ekspor tersebut adalah Koperasi Produsen Mitra Kelapa (KPMK) Pangandaran.

“Yang telah ekspor produk olahan kelapa diantaranya yaitu cocopeat dan cocofiber. Hal tersebut melihat potensi ini Bank Indonesia masuk melalui berbagai pendekatan seperti pelatihan dan pendampingan bantek pelatihan ekspor, mengikuti pameran Trade Expo Indonesia (TEI), serta bantuan peralatan untuk meningkatkan kapasitas produksi,” ujar Heru.

Menurutnya, berbagai kegiatan ini dilakukan untuk memenuhi permintaan pasar global akan produk olahan kelapa yang telah berjalan selama ini. “Hari ini kita juga melepas ekspor 8 kontainer produk olahan kelapa cocopeat dengan total 179,2 ton senilai Rp539,2 juta atau tUSD 38.528 dengan tujuan ekspor Jepang. Penjualan ekspor memiliki pangsa 60%, dari total penjualan KPMK Pangandaran. Sampai dengan Oktober 2019, penjualan ekspor mengalami peningkatan sebesar 120% dari Rp1,75 miliar menjadi Rp4 miliar atau dari 25 kontainer menjadi 42 kontainer.

“Peningkatan tersebut didorong oleh meningkatan kapasitas produksi serta perluasan pasar ekspor. Cocopeat untuk tujuan ekspor Jepang dan cocofiber untuk China,” jelas Heru. Ia juga menyebutkan, kedepan ekspor produk olahan kelapa ini akan terus meningkat karena BI memberikan bantuan peralatan, tentunya akan lebih mengalami peningkattan kapasitas produksi sebesar 100% sehingga diperkirakan pada tahun 2020 akan meningkat hingga minimal 100 kontainer atau senilai USD 472.500 atau Rp 6,6 miliar.

Potensi pasar terbuka luas dan baru terserap 5% dari permintaan. “Program ini merupakan salah satu dari sekian program yang telah Bank Indonesia laksanakan di Kab. Pangandaran. Selain itu, kami juga akan melakukan pengembangan potensi unggulan daerah yaitu komoditas kopi di daerah Kersaratu, Kecamatan Sidamulih, tepatnya Kelompok Tani Giri Mukti dengan jenis kopi Robusta. Luas lahan sejumlah 35 ha dengan jumlah petani 30 orang dengan produksi 70 ton/tahun,” papar ia.

Rencananya, program pengembangan pada klaster kopi ini akan difokuskan pada pelatihan budidaya padi secara organik dan budidaya kopi yang baik dan benar. Pelatihan tersebut akan dilakukan oleh tenaga ahli dibidangnya masing-masing,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Produsen Koperasi Mitra Malabar Kelapa, Yohan Wijaya mengungkapkan, ekspor produk turunan ini diluar expestasi. Namun setelah kehadiran BI dengan memberikan berbagai bantuan dan dorongan, hingga pendampingan secara konprehensif puluhan container, termasuk hari ini 8 kontainer produk turunan kelapa di lepas dan dikirim ke Jepang.

“Keberhasilan ini juga berkat keterlibatan semua pihak selain dorongan dan bimbingan ilmu dari BI Tasikmalaya, juga atas kerjasama dan keseriusan semua komponen yang berkaitan termasuk para gerombolan anak muda yang sebelumnya mendapat kesulitan, tidak percaya diri dalam pengembangannya,” ujarnya

Ia berharap, ekspor produk turunan kelapa tersebut semakin terus berkembang. “Meski sekarang sudah masuk pada sekala ekspor Nasional tentunya target kami ke depan lebih meningkat lagi hingga mencapai 165 kontainer per tahun,” tandasnya. (Edi Mulyana).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *