TASIKMALAYA (CM) – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya kembali menumbuhkan permainan tradisional anak tempo dulu melalui kegiatan Festival Permainan Tradisional Alimfaido tingkat Kabupaten.
Bupati Tasikmalaya, Ade Sugianto mengatakan, permainan tradisional khas orang sunda seperti, jajangkungan, Kelom Batok, Pecle, Perepet Jengkol, sampai saat ini sudah hampir punah, dikarenakan dengan kian maraknya permainan modern kekinian.
“Ada 12 permain salah satunya Jajangkungan dalam kegiatan Festival Permainan Tradisional Alimfaido tingkat Kabupaten Tasikmalaya. Permaian tradisional ini sunguh luar biasa. Mungkin jarang kita dengar Perepet Jengkol, Serodot Galpok kembali tengah-tengah generasi anak-anak saat ini,” kata Ade saat membuka Festival Permainan Tradisional di Aula Kantor Bupati, Tasikmalaya, Senin (25/03/2019).
Ia menambahkan, semua pihak wajib melestarikannya dikarenakan banyak nilai kebaikan yang tercermin dari permainan tersebut tidak hanya menumbuhkan rasa kebahagian, kekompakan atau kebersamaaan dan juga tumbuh nilai pendidikannya.
“Inisiatif ini datang dari komunitas yang didukung oleh pemerintah daerah dan pemerintah pusat, dalam hal ini direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud. Dalam program yang akan berjenjang hingga tingkat nasional ini, terdapat kegiatan perlombaan, pameran serta diskusi-diskusi. Diantaranya adalah perlombaan permainan tradisional,” ujarnya.
“Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) menjadi media interaksi budaya serta memberi ruang akses kepada publik untuk terlibat dalam pelindungan, pengembangan, serta pemanfaatan kekayaan budaya,” sambung bupati.
Sementara itu, Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (PCBM) kementerian pendidikan dan Kebudayaan RI, Drs. Fitra Arda, M. Hum mengungkapkan bahwa dalam kegiatan yang diselenggarakan pemerintah Kabupaten Tasikmalaya bertujuan utamanya pelestarian kebudayaan yang sudah ditinggalkan oleh para regenerasi penerus bangsa. “Karena itu Ditjen Kebudayaan Kemendikbud berupaya mengembalikan roh permainan tradisional tersebut ditengah-tengah masyarakat modern,” jelasnya.
Fitra kembali menjelaskan, kegiatan Pekan Kebudayaan Nasional adalah resolusi atau tindak lanjut dari Kongres Kebudayaan yang telah dilaksanakan tahun 2018 Dan untuk PKN puncaknya akan dilaksanakan 14-19 Oktober mendatang di Jakarta. “Tentunya harapan kami dengan terselenggaranya kegiatan tersebut dapat tumbuh nilai pendidikan karakter dan pemajuan kebudayaan secara kongkre,” ungkapnya.
“Kami juga berharap kegiatan seperti ini dilaksanakn di kabupaten dan kota lain, sehingga pada Pekan Kebudayaan Nasional nanti lebih banyak daerah yang terlibat,” pungkas Ade. (Edi Mulyana)