News

Kata Budi Soal Moralitas Generasi Muda Tasikmalaya

159
×

Kata Budi Soal Moralitas Generasi Muda Tasikmalaya

Sebarkan artikel ini
Kata Budi Soal Moralitas Generasi Muda Tasikmalaya

KOTA TASIKMALAYA, (CAMEON) – Tidak dipungkiri, wabah demoralisasi akibat dampak negatif globalisasi telah merasuk pada setiap sendi kehidupan masyarakat. Tak terkecuali bagi generasi muda di Kota Tasikmalaya.

Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman mengatakan, moralitas generasi muda yang rusak akan membahayakan masa depan bangsa di masa depan.

Semakin meningkatnya perilaku yang merusak moralitas regenerasi bangsa, bisa berdampak dari lemahnya iman, lemahnya ekonomi, atau bisa juga mengikuti atas kesenangan semata.

“Semua itu hanya sesaat. Yang akhirnya bisa merugikan diri sendiri, keluarga, lingkungan Kota dan Negara,” kata Budi, di Balai Kota, Senin (17/10/2016).

Ia menjelaskan, salah satunya cara melawan dan membangun akhlak regenerasi bangsa adalah dengan pendidikan. Terutama pendidikan agama seperti melalui pesantren.

“Jadi intinya, kita harus memfasilitasi semua pendidikan. Terutama yang berbasis pendidikan agama, dari mulai RA, TK, Diniyah dan pesantren,” imbuhnya.

Selain pendidikan agama, pendekatan yang mungkin untuk menangkal wabah demoralisasi adalah melalui seni budaya dan olahraga. Dua bidang ini mudah masuk pada generasi muda.

“Termasuk seni budayanya dan olahraga. Kita harus fasilitasi, karena itu semua pada dasarnya untuk pembangunan karakter,” ujarnya.

Ia mengklaim sudah mendukung fasilitas untuk itu. Sekarang misalnya, ujar Budi, di Kota Tasikmalaya sudah ada dan sudah diperbaiki. Berupa sarana olahraga seperti gedung dan Sport Center.

“Itu semua tujuannya untuk mengalihkan perhatian mereka (generasi muda) ke hal yang lebih positif. Hanya kita perlu waktu, tetapi Insya Allah semuanya dalam proses,” imbuhnya.

Untuk meminimalisir tempat nongkrong seperti Alun-alun dan Dadaha agar tidak dijadikan sarana kenakalan remaja, ia menjelaskan akan memperkuat struktur dan sumber daya Satpol PP.

“Kita kelemahannya dengan minimnya petugas Satpol PP. Itu artinya, kami harus menambah petugas. Tetapi saat ini kendalanya masalah regulasi tidak bisa menambah dengan kehendak sendiri, butuh proses. Sementara, kami tidak bisa mengangkat tenaga honorer,” beber Budi. cakrawalamedia.co.id (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *