News

Kampung Naga Kental dengan Bahasa Sunda

250
×

Kampung Naga Kental dengan Bahasa Sunda

Sebarkan artikel ini

KAB TASIKMALAYA (CM) – Kampung Naga terletak di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya dan merupakan satu kampung yang memiliki keunikan tersendiri, serta masih mempertahankan tradisi leluhurnya dalam melaksanakan ajaran agama Islam. “Kesederhanaan masyarakatnya hingga kini masih melekat, sehingga tidak lekang dimakan zaman,” ungkap Anton Charliyan, Rabu (22/01/2020)

Ia menyebut, bangunan rumah di Kampung Naga terbuat dari kayu, bukan dari tembok semen, beralaskan anyaman bambu dan hanya beratapkan injuk yang saling berhadapan menghadap utara dan selatan, serta saling membelakangi terhadap rumah yang lainnya,

Itu, katanya, bukan berarti masyarakat Kampung Naga hidup digaris kemiskinan, sehingga tidak mampu membuat rumah permanen yang bagus terbuat dari tembok. Namun, masyarakat Kampung Naga lebih mengedepankan kesederhanaan, bukan kemewahan. Ada kepercayaan yang begitu melekat di masyarakat Kampung Naga, yakni rumah tidak memiliki pintu belakang, karena kepercayaan mereka untuk tidak membangun pintu yang berada pada dua arah berlawanan atau dalam satu garis lurus.

Menurut kepercayaan mereka, lanjut Anton, setiap rumah di Kampung Naga tidak memiliki perabotan di dalamnya seperti kursi, meja, tempat tidur, maupun perabotan rumah tangga lainnya. Untuk memasak pun masih menggunakan tungku tradisional dengan kayu bakar.

Ia bilang bahwa masyarakat Kampung Naga tidak menggunakan listrik sebagai alat penerangan atau aktivitas lainnya. Tidak ada kamar mandi dan kakus di rumah mereka. Untuk kebutuhan mandi dan buang air mereka menggunakan kamar mandi umum yang berada di luar tanah adat. Begitu juga untuk kandang ternak dan kolam ikan yang menjadi pencaharian tambahan bagi masyarakat Kampung Naga.

“Bahkan terdapat sebuah masjid yang berdiri di tengah-tengah kampung, bersebelahan dengan Balai Pertemuan Warga disinilah semua kegiatan terpusat. Konon di kampung inilah Agama Islam pertama kali di wilayah barat nermula yang disebarkan oleh abdi dari Syeh Syarif Hidayatullah atau yang lebih dikenal sebagai Sunan Gunung Jati yang bernama Sembah Dalem Singaparna,” pungkasnya. (Amas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *