News

Kafilah MTQ Kota Tasik Gagal Raih Juara Umum

214
×

Kafilah MTQ Kota Tasik Gagal Raih Juara Umum

Sebarkan artikel ini
Kafilah MTQ Kota Tasik Gagal Raih Juara Umum
Walikota Tasikmalaya Budi Budiman

KOTA TASIKMALAYA (CM)-Kota Santri masih belum berhasil mengibarkan bendera juara umum dalam perhelatan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Jawa Barat ke-35 tahun 2018, yang dihelat tanggal 14-20 April kemarin.

Padahal sebelumnya, kafilah dari Kota Tasik ini sudah menargetkan juara umum. Meski pada akhirnya, para pejuang harus ikhlas pulang dari Kabupaten Sukabumi sebagai juara keempat.

Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman mengaku belum puas dengan raihan prestasi ini. “Iya, yang kecewa bukan hanya kita. Semua tim termasuk para kafilah juga pada kecewa,” kata Budi, di Bale Kota, Senin (24/4/2018).

Budi bernostalgia. Pada gelaran MTQ sebelumnya, tepatnya ditahun 2016, kafilah Kota Tasik menduduki juara kedua. Maka tak ayal, sejak MTQ itu target yang dicanangkan adalah juara umum. “Sekarang malah menurun,” sesalnya.

Budi memandang, menurunnya raihan pencapaian kontingen Kota Tasik ini lantaran kurang medominasi setiap cabang. Berbeda dengan kafilah dari Kota Bandung yang dalam kejuaraan tersebut mampu mendominasi.

“Hal yang wajar ketika berhasil memosisikan diri (Bandung) sebagai jawara ketujuh kali berturut-turut di kontes tahunan 2018 ini,” imbuhnya.

Faktor lainnya yang dianggap menjadi pemicu kegagalan adalah kurang berhasilnya regenerasi ditubuh internal. Wabilkhusus, dalam pembinaan dari Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran.

“Selain itu, faktor usia, regenerasi menjadi pengaruh. Karena kemarin itu banyak yang sudah lewat usia. Artinya ini perlu terus ada regenerasi dari LPTQ Kota Tasikmalaya untuk bisa menggali potensi-potensi santri yang akan diikutsertakan dalam kejuaraan selanjutnya,” terang Budi.

Meskipun kecewa, Budi mengaku tetap memberikan apresiasi pencapaian pada kontingan. Menurutnya, pencapaian kafilah yang sudah bersusah payah telah berusaha membuat Kota Tasik berada di posisi keempat. Dan hak itu tetap harus dihargai.

“Tapi tetap kita mengapresiasi, karena memang persaingan dan ini akan menjadi evaluasi kita bersama,” pungkasnya membesarkan hati. (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *