BANDUNG BARAT (CM) – Nun jauh di Kebun Raya Bogor, belum lama ini, Presiden Joko Widodo memberikan semangat bagi para pegiat kicau mania. Geliat ekonomi dari hobi ciamik ini terbuka lebar dengan penyelenggaraan lomba kicau burung se-Indonesia tersebut.
Wajar jika Presiden menaruh harapan besar pada pengembangan kicau ini. Kata dia, “Hobi memelihara burung yang ada di Indonesia telah berhasil menggerakkan perekonomian kerakyatan mencapai Rp. 1,7 triliun per tahun.”
Di Kabupaten Bandung Barat (KBB) tak mau kalah. Semangat bertumbuhnya perekonomian dari kicau mania juga nyaring terdengar. Calon Bupati Bandung Barat Doddy Imran Cholid yang menabuhnya hingga semakin merdu.
Pagi itu, beragam burung beradu merdu dalam kontes burung kicau, di kampung Warung tiwu RW 16 Desa Rahamandala Kulon Kecamatan Cipatat, Kamis (15/3/2018). Ratusan orang berkumpul ceria, mereka memasang telinga dalam-dalam untuk mendengarkan nyanyian burung dari berbagai kategori.
Sebenarnya, ajang kontes semacam ini bukan kali pertama. Acara begini rutin diadakan komunitas burung kicau di Cipatat. Tapi dihari Kamis ini memang berbeda.
“Meriah. Acara ini dibuka dan saksikan langsung oleh calon Bupati KBB no urut 2 Kang Doddy Imran Cholid. Hatur nuhun parantos hadir,” tutur Hendi (35), salah seorang pegiat, disela kegiatan.
Ia mengatakan, kedatangan Kang Doddy menjadi penyemangat bagi para pecinta kicau mania. Selama ini, kata dia, kicau mania tumbuh dan berkembang secara mandiri.
“Bisa sekalian silaturahmi antara pencinta burung kicau dan Kang Doddy. Semoga kicau di KBB semakin nyaring dan merdu,” serunya.
Pengurus Rajamandala Parwati Bird club, Embap membenarkan bahwasannya kontes yang diadakan kali ini sangat berbeda dan spesial dibandingkan kontes kontes sebelumnya.

“Semoga dengan kedatangan kang Doddy ini bisa menjadi momentum yang baik dan dapat memotivasi para pencinta burung kicau agar dapat lebih berkiprah di ajang nasional,” kata Embap.
Sementara itu, Calon Bupati KBB, Doddy Imran Cholid menjelaskan, dirinya baru tahu bahwa komunitas burung sangat banyak. Ia pun mengaku terpukau bahwasannya seni alam berlatarbelakang burung ini sangat potensial.
Selain hobi, kata Kang Doddy, kicau mania ini termasuk dalam ekonomi kreatif yang bisa lebih dikembangkan dan bisa menjadi ladang penghasilan.
“Kalau ini dikembangkan tidak hanya saja untuk sekedar berlomba tetapi kemudian berternak akan menghasilkan uang yang banyak,” katanya penuh semangat.
Kang Dodi memiliki program visioner. Perlombaan kicau bagi para pecinta burung ini akan semakin meriah. Bahkan kata dia, komunitas semacam ini bisa diarahkan menjadi kegiatan ekonomi kreatif yang bisa lebih menghasilkan.
“Bayangkan saja kalo harga 1 burung saja bisa sampai Rp 3 juta dan kita ada 10 ataupun 100 burung. Jangan cerita dulu hasil besar, lihat dari yang kecil saja dulu, misalkan harga burung Rp 100 ribu dan kita punya 100 (ekor). Itu merupakan hal yang luar biasa,” jelasnya. (Agus)