News

Kadinkes Sebut 3 T, 3 P dan 3 M Cara Jitu Cegah DBD

155
×

Kadinkes Sebut 3 T, 3 P dan 3 M Cara Jitu Cegah DBD

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIKMALAYA (CM) – Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat menyebutkan, secara teknis 3 T, 3 P dan 3 M penanganan kapasitas, kegawatdaruratan dan penanganan pemutusan siklus penularan DBD yang saat ini terus digalakan.

“T pertama adalah temukan artinya harus rajin mentracing, temukan kasusnya, temukan sumbernya, temukan sarang nyamuknya, temukan dan penyakitnya. T ke dua test rapid dan trombosit merupakan pintu masuk secrining awal yang harus dilakukan InsyaAllah difasilitasi oleh pemerintah. Apabila ada praktek dokter mandiri, klinik swasta, mendapat kesulitan dalam melakukan pemeriksaan bisa dikirim ke Puskesmas. T ke tiga treatment atau penanganan, pengobatan treatment harus dilakukan dengan baik, cepat, tepat sehingga bisa menekan, angka kejadian maupun kematian,” terangnya, di salah satu Hotel di Jalan Hz Mustofa, Kamis (02/07/2020).

Kemudian, P pertama penyuluhan para dokter, perawat harus memberikan penyuluhan kepada pasin, keluarga, mengenai penanganan DBD baik dengan penyakitnya maupun lingkungan. P ke dua pencatatan pemantauan laporan berjenjang ke Puskesmas, ke dinkes, kepala daerah, Provinsi dan Kementerian, sehingga semua kasus DBD bisa terpantau dan terkontrol. P ke tiga  Pemberantasan, berikan edukasi kepada setiap pasien yang ditangani untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara mandiri sesuai dengan program Girij satu rumah satu jentik untuk mencegah KLB.

Lalu, menguras penampungan air, mengubur barang bekas dan menutup penampungan Air dan harus dikampanyekan kepada seluruh lapisan masyarakat, karena 3 M marupakn pilihan paling tepat ketimbang fogging yang memang bukan menjadi pilihan utama untuk memberantas sarang nyamuk, dan jentik. Fogging adalah untuk membunuh nyamuk dewasa. Namun untuk poging semua bisa dipasilitasi oleh pemerintah.

“Saya harap 3 T, 3 P, dan 3 M bisa mengakselerasi program yang sedang dijalankan. Karena target di bulan Juli jangan sampai ada kematian karna DBD. Apalagi kasusnya mulai Januari hingga sekarang telah mencapai 758, namun bisa diturunkan secara signipikan.  Setelah 17 yang meninggal. Mulai bulan Juli tidak diharapkan ada kematian lagi,” pungkasnya. (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *