KAB.TASIK (CM) – Kabupaten Tasikmalaya menyimpan banyak potensi resiko bencana alam dengan tantangan geografis, geologis, hidrologis dan demografis yang tidak mudah karena Kabupaten Tasikmalaya, merupakan wilayah terbesar ke 4 di Jawa Barat dengan luas mencapai 2.551 KM persegi lebih dengan jumlah penduduk mencapai 1,8 juta jiwa.
Melihat kenyataan itu, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya pun terus berupaya menyiapkan berbagai persiapan, agar dampak dari terjadinya bencana alam dapat diminimalisir, diantaranya menyiapkan kampung siaga bencana, pesantren siaga bencana dan sekolah siaga bencana.
Selain itu, pemerintah juga menyiapkan anggaran untuk Bantuan Tidak Terduga (BTT) yang berasal dari APBD yang ada. Besarannya, antara Rp 30 – 40 Miliar per tahun. Anggaran ini, untuk mencover dampak-dampak bencana alam yang terjadi, seperti kerusakan fasilitas umum maupun membantu meringankan beban korban bencana.
Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto mengatakan, ditengah keterbatasan fiskal, pemerintah tetap berupaya tiap tahun menyiapkan anggaran BTT.
“Dengan segala kesulitan kita, fiskal kita adanya pengurangan, yang dari awal hanya 3 persen. Makanya hari ini kita lebih banyak menghemat. Tetapi kita tetap alokasikan anggaran BTT untuk hal hal yang tidak terduga seperti bencana” kata Ade Sugianto.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya Asep Sopari Al Ayubi menambahkan, setiap tahun, DPRD bersama pemerintah selalu menyiapkan anggaran BTT. Salah satunya dipakai untuk mencover bantuan tanggap darurat bencana alam.
“Kita sepakat dengan eksekutif, bahwa BTT harus disiapkan secara penuh. Anggaranna itu sekitar 30 sampai 40 miliar. Tahun ini sudah terpakai setidaknya 25 miliar, mudah-mudahan menjelang akhir tahun tidak ada lagi bencana yang terjadi, “ ucap Asep Sopari, Senin 3 Oktober 2022.