News

Jembatan Bailey Cipatujah Segera Dioperasikan

589
×

Jembatan Bailey Cipatujah Segera Dioperasikan

Sebarkan artikel ini

TASIKMALAYA (CM) – Satu bulan pasca robohnya Jembatan Cipatujah sepanjang 70 meter yang menghubungkan  dua Kabupaten, yakni Garut dan Tasikmalaya akibat diterjang banjir bandang luapan Sungai Ciandum hingga mengakibatkan ribuan warga kesulitan akses untuk melakukan aktifitas.

Seiring daripada itu, pemerintah pun membuat jembatan alternatif “Jembatan Bailey” yang dikabarkan dalam waktu dekat ini akan segera dioperasikan. Kepala Satuan Kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (B2PJN) Wilayah III Jawa Barat, Andry Irfan mengatakan, sekarang ini seluruh rangkaian jembatan telah sepenuhnya tersambung mulai dari sisi timur hingga sisi barat jembatan.

“Rencananya, loading test atau uji coba lalu lintas akan dilakukan pada Hari Minggu tanggal 9 Desember,” katanya, Jumat (07/12/2018). Ia menyebut sebetulnya loading test sempat dijadwalkan pada Jumat, namun karena beberapa hari terakhir hujan terus mengguyur dan mambuat arus Sungai Cipatujah cukup deras, maka tim BP2JN terpaksa melakukan reschedule demi keselamatan bersama.

Menurutnya, di satu sisi, derasnya arus sungai sekaligus menjadi momen untuk melakukan uji tekanan air pada tiang pancang yang menjadi tumpuan beberapa titik ruas jembatan. Setelah jembatan tersambung secara utuh dan tiang pancang dinilai cukup kuat menopang dan menahan terjangan arus sungai, saat ini tengah dilakukan proses pemasangan lantai atau landasan sebagai lintasan kendaraan.

“Kemudian, dilanjutkan dengan penyempurnaan struktur jembatan, pasangan rambu serta portal,” ujarnya. Ia pun menekankan, seluruh proses finalisasi ini juga masih sangat bergantung pada kondisi cuaca juga arus aliran sungai. Oleh karena itu, ia mengharapkan adanya cuaca bersahabat sehingga seluruh proses finalisasi tersebut dapat terselesaikan sesuai dengan jadwal.

Konstruksi jembatan bailey yang disiapkan, katanya, merupakan jembatan sepanjang 70 meter dengan lebar 5 meter. Jembatan sementara itu diklaim mampu dilalui kendaraan ringan dengan total beban maksimum sekitar 15 ton. Artinya, jembatan satu lajur itu dapat dilalui oleh bus perintis atau bus kecil.

 

Setelah dioperasikan, pihaknya menegaskan beban maksimum jembatan harus selalu termonitor, mengingat beban maksimum yang dapat ditampung adalah sekitar 15 ton. “Oleh karena itu, pada sisi timur maupun sisi barat akan dipasang portal yang berfungsi sebagai pembatas jenis, ukuran dan beban kendaraan yang melintas,” terang Andry.

“Skan ada personel yang selalu menunggu di bibir jembatan. Personel itu diperlukan untuk mengatur lalu lintas kendaraan yang akan menggunakan jembatan tersebut,” tuturnya.  Selain pematangan infrastruktur, lanjut ia, tim B2PJN juga akan melakukan penghancuran sisa ruas jembatan yang tersangkut di bibir sisa jembatan lama setelah diterjang arus pada awal November lalu.

Penghancuran tersebut dilakukan agar sisa ruas jembatan tidak menghambat arus sungai, sehingga aliran air dapat mengalir lebih lancar dan mengurangi beban terjangan pada tiang pancang jempaban bailey. (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *