News

Jelang Aksi 22 Mei, Polisi Razia Kendaraan yang Mengarah ke Jakarta

779
×

Jelang Aksi 22 Mei, Polisi Razia Kendaraan yang Mengarah ke Jakarta

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIKMALAYA (CM) – Satu hari jelang pengumuman hasil pemilu 2019, jajaran Polres Tasikmalaya Kota dibantu personel TNI melakukan razia kendaraan yang mengarah ke Jakart. Hal itu dilakukan di Jalan Raya Rajapolah, Desa Jatihurip, Kecamatan Cisayong, di perbatasan Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, Senin (20/05/2019) malam.

Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Febry Kurniawan Ma’ruf, mengatakan, razia digelar untuk mengantisipasi adanya barang berbahaya yang dibawa masyarakat jelang rencana aksi 22 Mei di Jakarta.

“Razia dilakukan selama dua hari, hingga Selasa (21/5). Operasi itu dilakukan di dua titik, salah satunya di Jalan Raya Ciawi-Rajapolah, Desa Margamulya, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, yang merupakan salah satu akses utama menuju Jakarta dari Tasikmalaya,” jelas Febry.

Menurtunya, sasaran razia adalah barang-barang yang akan dibawa, terutama barang berbahaya atau senjata tajam, pisau, golok, semurai, sejata api atau peralatan yang mudah untuk digunakan dalam kejahatan.

Berdasarkan pantauan, razia digelar sejak pukul 21.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB. Setiap kendaraan mengarah ke Jakarta, baik kendaraan pribadi roda empat maupun roda dua, kendaraan umum atau kendaraan barang diberhentikan oleh polisi.

“Untuk mencegah penumpang bawa sajam, sejumlah anggota dikerahkan mengecek ke dalam kendaraan umum penumpang dan begasi bus bus yang melintas. Setelah diperiksa dan tak ditemukan benda berbahaya, kendaraan tersebut dibiarkan kembali melintas sesuai dengan tujuannya,” papar Febry.

Selama pemeriksaan, lanjut ia, pihaknya belum menemukan barang-barang berbahaya dibawa oleh masyarakat yang hendak pergi ke Jakarta. “Mudah-mudahan kita bisa mengantisipasi masyarakat yang akan berpergian ke Jakarta. Kalau tak ada hasil atau barang berbahaya, mereka dibiarkan lewat,” jelasnya.

Ia mengimbau kepada masyarakat Tasikmalaya agar tetap berada di rumah dan tak memaksakan pergi ke Jakarta untuk melakukan aksi pada 22 Mei. Pasalnya, akan menimbulkan potensi kerawanan jika masyarakat melakukan aksi.

“Kerawanan itu bisa terjadi, baik dari mereka sendiri atau dari masyarakat lainnya yang sedang berkumpul dalam satu kerumunan. Lagi pula, di sana sudah sangat padat, belum lagi perjalanan yang jauh dan jalan berliku. Ancaman lainnya kalau berkumpul, itu mengandung kerawanan,” pungkasnya. (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *