TASIKMALAYA (CAMEON) – Pasca dibentuknya SOTK baru di lingkungan Pemkab Tasukmalaya, salah satu OPD yang terbentuk dengan susunan perangkatnya yang baru ini adalah Satuan Polisi Pamong Praja yang kini berubah menjadi Dinas Pol PP Linmas dan Damkar.
Sejatinya saat pembentukan SOTK baru ini Pemkab Tasikmalaya juga harus pula menyiapkan sejumlah sarana dan prasarana serta infrastruktur guna peningkatan kinerja ASNnya.
Kepala Dinas Polisi Pamong Praja Kab Tasikmalaya, M. Ghozali, mengakui jika dinas baru yang dipimpinya ini sejatinya memerlukan anggaran yang lebih karena adanya penambahan bidang, melalui Sekdisnya, Ahmad Fauzi saat ditemui dikantornya, Rabu (23/08). Fauzi menegaskan bahwa anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp. 35 Miliar.
“Idealnya memang segitu, karena kita ada penambahan bidang seperti pemadam kebakaran dan Linmas tapi sepertinya yang di acc hanya 1,5 miliar. Itupun baru wacana anggaran 2018 ya belum tentu realisasinya, memang kurang sih tapi mau gimana lagi kalo memang tidak ada anggaran lagi,” ungkapnya.
Dampak dari minimnya anggaran ini dirasakan oleh bidang trantib dan bidang Gakda (Penegakan Perda) akibatnya untuk operasi-operasi penertiban, seperti operasi pekat dan operasi penertibam perizinan menjadi terhambat.
“Ya meski minim anggaran kita tetap melaksankan tugas pokok kami, yakni mengawal dan menegakan Perbup dan Perda,” imbuhnya.
Lain halnya dengan bidang Damkar, 4 kendaraan pemadam kebakaran yang terparkir di halaman kantor ini, ironisnya hanya satu yang masih layak digunakan sementara 3 kendaraan lainnya nampak rusak.
Inilah yang menjadi salah satu pemicu terlambatnya Damkar saat kasus kebakaran di pasar Manonjaya beberapa waktu lalu.
“Masih untung kita di back up damkar dari kota Tasik dan Ciamis bisa dibayangkam jika terjadi kebakaran di Cikalong atau Bojonggambir misalnya kita pasti kewalahan,” tegasnya.
Untuk itulah, anggaran sebesar 35 Miliar tersebut, menurut Fauzi sudah mencakup prasarana tiga bidang di dinasnya, namun kenyataan yang ada satuan di bawah kendalinya ini harus bisa menerima kenyataan dengan minimnya anggaran dan tugas yang sangat banyak.