News

Ini Tentang Nyepi, Sunyi dan Refleksi Diri

314
×

Ini Tentang Nyepi, Sunyi dan Refleksi Diri

Sebarkan artikel ini
Ini Tentang Nyepi, Sunyi dan Refleksi Diri
ilustrasi Nyepi

JAKARTA (CM) – Hari Kamis ini, tanggal 7 Maret 2019, adalah hari libur nasional. Sebagian saudara kita tengah merayakan Tahun Baru Hindu. Hari itu dikenal dengan nama Hari Raya Nyepi, Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1941.

Dirayakan setiap tahun Baru Saka, Hari Raya Nyepi merupakan hari yang penuh dengan kesunyian dan refleksi diri. Dirayakan pada hari pertama yang dihitung berdasarkan Kalendar Saka. Perayaan Hari Raya Nyepi di Bali berlangsung selama beberapa hari.

Berbeda dengan perayaan tahun baru Masehi, Tahun Baru Saka dimulai dengan menyepi. Seperti asal katanya: sepi, sunyi, senyap, hening dan tidak berbunyi. Karena itulah, sepanjang perayaan tidak ada aktivitas seperti biasa. Semua kegiatan ditiadakan, lampu dimatikan, jaringan internet untuk umum pun sementara off.

Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan alam manusi dan alam semesta. Selama Hari Kesunyian ini, masyarakat Hindu Bali melakukan refleksi diri, mengevaluasi apa yang sudah dilakukan selama ini

Tidak sedikit diantaranya yang melaksanakan nyepi ini, bermeditasi dan berpuasa. Mereka mengevaluasi diri dan sekaligus menyiapkan kualitas kehidupan mereka di tahun mendatang.

Mereka menetapkan dirinya untuk lebih dekat kepada Tuhan (Hyang Widi Wasa) melalui sembahyang, puasa dan meditasi dengan tambahan introspeksi diri, untuk mengevalusi nilai pribadi seperti cinta, kebenaran, kesabaran, kebaikan, dan kemurahan hati.

Dilansir dari https://www.bali.com/id/nyepi.html, perayaan tahun baru saka atau nyepi sangat berbeda dengan beberapa budaya lainnya di dunia yang merayakan Tahun baru dengan kemeriahan dinamis dan bertabur cahaya. Malah, titik puncak perayaan 6 hari Tahun Baru Hindu Bali ditujukan untuk keheningan total.

Sebagai persiapan untuk merayakan Hari Nyepi, terdapat urutan ritual yang diselenggarakan di penjuru pulau. Tahun Baru Hindu Bali dirayakan selama 6 hari dengan Nyepi—hari keheningan, menjadi salah satu aspeknya. Terdapat beberapa ritual yang menonjol:

Petama ialah Melasti (Melisa tau Mekiis) yang ditujukan untuk Sanghyang Widhi Wasa dan diadakan 3-4 hari sebelumnya untuk memperoleh air suci dari laut.

Yang kedua ialah ritual Bhuta Yajna , yang diselenggarakan sehari sebelum Nyepi, untuk menyingkirkan elemen negative dan menciptakan keseimbangan antara Tuhan, Manusia dan Alam. Ritual ini juga dimaksudkan untuk kemenangan melawan Batara Kala melalui persembahan Pecaruan.

Yang ketiga ialah Ritual Nyepi. Hari Nyepi! Hari ini merupakan ditujukan sepenuhnya untuk refleksi diri segala sesuatu yang dapat mengganggu tujuan itu dilarang total.

Yang keempat ialah ritual Yoga/Brata dimulai dari jam 6 pagi di hari Nyepi dan berlangsung hingga jam 6 pagi keesokan harinya. Masyarakat Hindu Bali menghabiskan hari dengan bermeditasi.

Yang kelima, ialah ritual Ngembak Agni/Labuh Bratah yang dilakukan setelah hari Nyepi dan resmi menjadi Tahun Baru. Ngembak ialah hari dimana Catur Berata Penyepian usai dan masyarakat Hindu Bali saling berkunjung dengan keluarga, tetangga dan kerabat untuk saling memaafkan.

Yang keenam ialah ritual Dharma Shanti yang dilakukan setelah ritual Nyepi selesai dan penutup dari perayaan suci selama seminggu penuh dalam penanggalan Hindu Bali.

Bagaimana perayaan Nyepi 2019? Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali memastikan perayaan tahun ini berlangsung khidmat dan penuh dengan ketenangan.

Untuk mendukung hari raya ini, pemerintah setempat akan menonaktifkan layanan internet. Keputusan ini berdasarkan Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) RI yang menindaklanjuti Surat Gubernur Bali Nomor 027/1342/Set/Diskominfos tanggal 21 Februari 2019 perihal Bebas Internet pada Hari Suci Nyepi.

Plt Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Gede Darmawa dalam siaran persnya, Senin (4/3/2019), me menyebutkan bahwa dengan adanya penghentian sementara layanan internet, diharapkan umat Hindu lebih khidmat dan khusuk menjalani Hari Raya Suci Nyepi kali ini.

“Surat ini sifatnya mengajak setiap komponen masyarakat, salah satunya para provider internet untuk menciptakan Hari Suci Nyepi yang berkualitas,” imbuh Darmawa.

Ia merinci. Layanan akan diputus selama 24 jam yang dimulai dari hari Kamis, 7 Maret 2019 pukul 06.00 Wita s.d Jumat 8 Maret 2019 pukul 06.00 Wita.

“Saya mengharapkan semoga umat lain yang berdomisili di Bali pada saat itu juga bisa menghormati keputusan ini,” harapnya.

Walaupun diputus sementara, layanan internet pada objek vital dan sifatnya untuk kepentingan umum tetap akan berfungsi, di antaranya layanan rumah sakit, kantor kepolisian, militer, BPBD, BMKG, Basarnas, Bandara, dan sebagainya. (Naim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *