KOTA TASIKMALAYA (CM) – Kurang lebih 5 bulan musim kemarau melanda Kota Tasikmalaya dan sekitarnya. Tak hanya memberikan dampak kekeringan pada lahan basah, tapi juga berdampak terhadap munculnya berbagai ragam bibit penyakit yang disebabkan menyebarnya virus yang dapat membahayakan manusia, tanaman pertanian, peternakan juga perikanan.
Kepala Bidang Perikanan, Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tasikmalaya, Hendra Budiman mengatakan, baru-baru ini pihaknya mendapatkan laporan dari kelompok pembudidaya ikan tersebar di 10 wilayah kecamatan bahwa telah terjadi banyak kematian ikan, salah satunya jenis ikan Gurame.
“Setelah diambil sampel laboratorium karantina ikan di Bandung, ternyata ikan gurame positif terindikasi virus Aeromonas Salmonicido,” jelasnya, Senin (03/09/2018). Atas dasar penelitian tersebut, Hendra menilai Ikan Gurame di Kota Tasik dan sekitarnya bakal punah terutama induk.
Penyebabnya, kata dia, karena adanya penyerangan virus jenis Aeromonas Salmonicido. Menurutnya, penularan virus bisa melalui udara, lebih rentan lagi melalui air sungai yang disertai dengan berbagai limbah baik limbah industri, rumah tangga, dan yang lainnya.
“Untuk sebatas pencegahan bisa dilakukan dengan menggunakan bahan kapur dan desinfektan, lebih detailnya bisa membuka aplikasi BKPIM Bandung di aplikasi android untuk bisa melakukan tanya jawab tentang apa saja. Jenis virus Aeromonas Salmonicido hingga saat ini belum ada obat untuk menyembuhkannya,” ungkapnya.
Hendra menganggap bahwa masyarakat maupun para pembudidaya ikan gurame perlu mengetahui ciri gejala maupun sasaran penyerangan virus tersebut. Gejala awal ikan gurame yang terkena virus Aeromonas Salmonicindo diantaranya di bagian kepala ada bintik merah, kemudian menyerang ke bagian ekor hingga lendir dan daging di bagian ekor habis.
“Adanya virus itu tak hanya mengurangi omzet maupun produksi para pembudidaya tapi mengancam kehilangan induk ikan gurame. Sejak Januari hingga sekarang total kematian induk sudah mencapai sekitar 10 ton. Maka dari itu, kami atas nama pemerintah akan membantu para pembudidaya dengan memberikan indukan ikan gurame,” ujar Hendra.
Dia mengimbau ikan gurame yang mati akibat serangan virus untuk dikubur guna mengantisipasi adanya penambahan kematian. “Masyarakat tak perlu khawatir, jika ikan yang terkena virus tidak membahayakan manusia, jika dimasak virusnya bisa mati, intinya tidak berbahaya apabila dikomsumsi,” tandasnya. (Edi Mulyana)