News

Indahnya Purnama di Pacitan Bersama Hadangan

293
×

Indahnya Purnama di Pacitan Bersama Hadangan

Sebarkan artikel ini
Indahnya Purnama di Pacitan Bersama Hadangan

PACITAN (CM) – Siapa yang bisa menyangkal keindahan langit yang cerah saat malam hari di musim penghujan. Apalagi ditambah terangnya purnama saat tengah bulan kalender jawa.

Sisi paling romantis ini semakin berpadu dengan nostalgia zaman dulu. Mengenang indahnya masa kecil tanpa beban hidup dan tuntutan masa depan.

Demikian gambaran dari suasana kegiatan perlombaan permainan gobak sodor atau hadangan, antar karang taruna se- Kabupaten Pacitan, dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Pacitan yang ke-274, di Gedung Olahraga (GOR) Pacitan, Selasa (12/02/2019) malam.

Acara ini yang dibuka oleh Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo berlangsung seru. Permainan hadangan yang sempat terlupakan oleh arus zaman kembali dipertontonkan.

Iya. Permainan olahraga ini beda-beda nama setiap daerah. Ada yang menyebut gobak sodor, ada yang menyebut dagongan, ada pula yang menyebutnya hadangan.

Sederhana permainannya. Kira-kira seperti kebalikan dari permainan tarik tambang yang cara bermain dengan saling manarik. Nah, permainan beregu ini harus adu strategi, fisik dan kerjasama tim.

Dua regu harus berhadapan dengan sebilah bambu. Keduanya saling mendorong sekuat tenaga untuk mencari kemenangan. Bambu sebagai alat mengadu kekuatan untuk saling mendorong antara regu yang satu dengan regu yang lain.

Tim yang tidak mampu mempertahankan basis bertahannya itulah yang kalah. Uniknya, saat regu musuh terjungkal gelak tawa hanyut di sana. Tak hanya penonton, dua regu pun sama-sama bahagia.

Tidak ada dendam dan rasa benci. Meski kalah, persaudaraan dan kebersamaan tetap terjaga. Kedua tim bersalaman dan beberapa di antaranya saling berpelukan.

“Ini benar-benar menggelitik, ini permainan saya waktu kecil dulu,” kata Rina (30), warga Pacitan, salah seorang penonton yang terlihat asik menyaksikan perlombaan tersebut, Selasa (12/02).

Rina mengungkapkan, permainan ini memberikan kesan mendalam dalam hidupnya. Tak terlupakan dan hingga kini tidak ditemukan sensasi serupa dalam gadget atau permainan-permainan modern lainnya.

Saat menyaksikan hadangan, Rina pun mengaku seperti kembali ke masa lalu. Maka tak henti-hentinya dia tertawa sembari membayangkan indahnya permainan yang dia alami sejak kecil.

“Dulu itu permainan ini malam hari, bersama teman-teman diterangi sinar rembulan. Kalau tidak petak umpet, ya gobak sodor. Alhamdulillah permainan ini dihidupkan lagi,” ucapnya.

Disela kegiatan, Wakil Bupati Yudi Sumbogo mengungkapkan kebahagiaan serupa. Dia mengatakan, permainan gobak sodor atau hadangan ini perlu dilestarikan.

“Gobak sodor ini permainan tradisional, kita akan melihat kekompakan dalam tim. Saling menghadang dan saling menjaga, bahkan ke depan kita pemerintah daerah akan memberikan fasilitas permainan tradisional ini,” katanya.

Tak hanya fasilitas belaka. Dukungan real yang akan dilakukannya adalah dengan menyiapkan regulasi. Dengan kata lain, permainan tradisional ini akan dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan di tingkat Sekolah Dasar.

“Permainan ini sangat bagus. Dan ini perlu diajarkan pada anak didik kita di sekolah dasar, ya lihat saja anak zaman sekarang sudah kehilangan permainan tradisionalnya karena sudah di era gadget, bangun tidur aja yang di pegang gadget,” bebernya.

Di tempat sama, Ketua Federasi olahraga rekreasi masyarakat Indonesia (FORMI) Pacitan Ashuri Hidayat menjelaskan, permainan tradisional tersebut untuk menjaring bibit-bibit atlet untuk FORMI Nasional tahun 2019 ini yang akan diselenggarakan di Tangerang Jawa Barat.

Ia menyebutkan, olahraga tradisional bukan hanya permainan gobak sodor atau hadangan saja. Masih bejibun permainan tradisional lainnya, mulai dari egrang, sumpit, dan juga terompah panjang.

“Ke depan akan kita kembangkan lagi, karena ini sudah menjadi suatu wadah olahraga rekreasi dalam arti yang non-prestasi itu masuknya ke FORMI dan yang prestasi masuknya ke Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Jadi, semua olahraga rekreasi diwadahi di Formi,” jelas Ashuri. (Apr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *