KOTA TASIKMALAYA (CM) – Untuk mencegah perkembangbiakan jentik nyamuk, selain menguras, menutup, mengubur (3M), kimia dan biologi. Dinas Kesehatan melalui Bidang Pencegahan dan Pengendali Penyakit Menular (P2PM) Kota Tasikmalaya menemukan bahwa Ikan Betok dan Ikan Cupang sebagai ikan predator pemangsa jentik nyamuk DBD.
Hal itu dibenarkan Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Juhandi. “Alasan kenapa kita pilih Ikan Cupang atau Betok sebagai pemangsa jentik nyamuk, selain bisa hidup di genangan air yang tidak mengalir karena ditaruh di dalam gelas pun bisa hidup,” ungkapnya.
“Artinya, lanjut ia, ketika ikan Cupang dan ikan Betok dilepas di bekas barbek yang ada genangan airnya atau bak mandi, ember, toren, pot bunga, aquarium dan tempat-tempat lain yang berpotensi ada genangan air dia sudah bisa hidup,” tutur Juhandi kepada media saat ditemui di Komplek Perkantoran, Rabu (30/01/2019).
Perlu diketahui, jelasnya bahwa ikan predator Cupang dan Betok pemangsa jentik paling mahal Rp. 1000 per ekor, setiap masyarakat dinilainya mampu untuk membeli dan dipasaran juga banyak tidak akan sulit ketika mau mencari, hanya sosialisasinya kurang maksimal, sehingga masyarakat tidak tahu manfaan dari ikan tersebut.
“Sudah dari dulu ikan Cupang dan Betok jadi pemangsa jentik nyamuk. Sebetulnya telah menjadi program pusat, bahkan pernah diujicobakan oleh pusat sewaktu penanaman jentik di Karawang. Ternyata ikan predator Cupang dan Betok sebagai pemangsa jentik nyamuk dan itu memang kesukaan untuk dimangsannya,” tandasnya. (Edi Mulyana)
