TASIKMALAYA (CM) – Para pelaku usaha di sentra kerajinan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya kian terpuruk. Penjualan dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Nanang Sutarman, salah seorang pemilik toko kerajinan sekaligus Kepala Unit Pelayanan Pemasaran Kerajinan Rajapolah (UPPK), mengatakan, penurunan dari tahun ke tahun mencapai 30 persen.
Menurutnya, ada banyak faktor yang mempengaruhi turunya omset. Mulai dari fluktuasi nilai rupiah, sampai sulitnya untuk memasarkan barang. Jangankan penjualan eksport, untuk didalam negeri saja sudah cukup sulit dilakukan.
“Sekarang peminatnya mulai berkurang. Apalagi sejak ada jembatan layang itu. Jadi sedikit yang lewat sini. Terlebih saat mudik lebaran. Biasanya ramai, sekarang agak sepi karena mereka memilih jalan lewat jembatan layang ketimbang harus berbelok kesini,” kata Nanang, menjelaskan. Selasa, 13 November 2018.
Ia menambahkan, keterpurukan usahanya itu sudah terjadi sejak tahun 2015 lalu. Ironisnya, hal itu tak hanya dialami oleh Nanang saja, tetapi juga pedagang lainya.
Misalnya Ade. Pria yang mengaku sudah puluhan tahun membuka usaha di sentra kerajinam Rajapolah itu, membenarkan keadaan yang disampaikan oleh Nanang. Menurutnya, keadaan sentra kerajinan Rajapolah saat ini jauh berbeda apabila dibandingkan dengan sepuluh tahun lalu.
Waktu itu, menurutnya sentra kerajinan Rajapolah selalu menjadi sasaran para pelancong yang sedang mencari kerajinan untuk dijadikan sebagai oleh-oleh. Tetapi saat ini, sambung Ade, keadaan itu justru kian pudar.
“Sekarang mah boro-boro. Waktu lebaran aja biasanya dulu rame banget. Para pemudik selalu singgah ke setiap toko kerajinan buat beli oleh-oleh sambil nunggu macet. Tapi sekarang mah, karena ada jalan layang itu pemudik langsung tancap gas,” dalihnya.
Saat dikonfirmasi, Staff Ahli Bupati Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Safari Agustin, mengatakan, Pemerintah Daerah selama ini telah melakukan berbagai upaya untuk menghidupkan kembali sentra kerajinan Rajapolah. Salah satunya melalui penyelenggaraan pameran-pameran yang dilakukan oleh Dinas terkait.
“Misalnya oleh Indag, Pariwisata, dan UKM. Kita juga sudah membuat kampung kreatif disana. Namanya Kampung Kreatif Sukaruas. Jadi yang berkunjung bisa belajar, nginep, dan membeli. Itu mudah-mudahan bisa menggeliatkan kembali perekonomian disana,” kata Safari.
Ia menambahkan, selain sering menyelenggarakan pameran dan membuat kampung kreatif, pemerintah juga katanya tak jarang melakukan pembinaan kepada para pelaku usaha di sentra kerajinan Rajapolah.
“Mereka sering dibimbing untuk pemasaran eksport,
dan lokal. Sekarang malah kita tengah kembali melakukan bimbingan tentang penjualan online,” kata dia. (Bim)