News

Helaran Budaya HUT ke-18 Kota Tasik Angkat Tema Payung Geulis

230
×

Helaran Budaya HUT ke-18 Kota Tasik Angkat Tema Payung Geulis

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIKMALAYA (CM) – Dalam rangka Hari Jadi Kota Tasikmalaya ke-18 dan Tasik Oktober Festival 2019, Pemerintah Kota Tasikmalaya menggelar helaran budaya dengan tema Tasikmalaya milik kita. Acara yang berlangsung, Minggu (13/10/2019) itu, diwarnai dengan penampilan berbagai kreatifitas seni dan budaya, serta anyaman di masing-masing OPD.

Helaran budaya dibuka oleh Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruhzanul Ulum, didampingi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Anom Karibianto, Danlanud Wiriadinata Letkol Pnb Pandu Adi Subrata, Danberigif Raider 13/1 Kostrad Galuh Kolonel Inf Mochamad Mahbub Junaedi Dandim 0612, Letkol Inf Imam Wicaksana, Ketua DPRD dan disaksikan seluruh tamu undangan lainnya.

Turut memeriahkan dalam karnaval helaran budaya tersebut seluruh OPD di Kota Tasikmalaya, Komunitas Wayang Ajen dari Kabupaten Ciamis, Pesona Gerbang Jabar dari Kabupaten Garut, komunitas merajut merupakan perkumpulan pengrajin anyaman di Kota Tasikmalaya dan lainnya.

Tak kalah pentingnya, seluruh OPD turut memeriahkan dengan menampilkan kreativitas kostum yang terbuat dari berbagai bahan mulai kain batik, bambu, mendong, daun kelapa, lidi, payung geulis, kelom geulis, payung geulis bordir, jampana, daur ulang barang bekas dan lainnya.

Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman mengatakan, kegiatan TOF 2019 merupakan event skala nasional yang diselenggarakan secara berkelanjutan setiap tahun dan menjadi media promosi untuk memperkenalkan potensi budaya, pariwisata, perdagangan dan peluang investasi.

“Gebyar pesona payung geulis merupakan rangkaian untuk memeriahkan kegiatan hari jadi Kota Tasimalaya ke-18. Pemilihan tema payung geulis adalah keaneka ragaman industri kreatif yang siap dikembangkan. Motto Kota Tasik yang di singkat ramah, endah, sehat, iman, taqwa, kerja raharja atau di singkat resik,” jelas Budi.

Menurutnya, Kota Tasik menyimpan beragam pariwisata yang unik mulai wisata belanja, wisata kuliner serta ditunjang dengan akomodasi dan potensi wisata yang cukup baik, menjadikan salah satu tujuan investasi dan wisata di wilayah periangan timur. Kabar baik, pertumbuhan ekonomi di Kota Tasikmalaya saat ini masih terjaga di kisarang 6 persen masih di atas rata rata nasional dan Jawa Barat dengan laju inflasi di 2018 kisaran 2,30 terendah di Jabar.

Selain jadi media promosi, katanya, helaran budaya juga memberi kesempatan kepada masyarakat untuk mengembangkan kreasinya dalam upaya melestarikan nilai budaya dan tradisi positif secara turun menurun untuk menarik kunjungan wisatawan dan investor dibidang ragam para wisatawan.

“Heleran karnaval budaya 2019 ini juga sebagai bentuk syukur kita kepada Alloh. Diharapkan potensi yang ada dapat menjadi penunjang untuk mewujudkan visi Kota Tasikmalaya yang religius, maju dan madani. Tak lupa kami juga mengucapkan terimakasih kepada perusahaan yang telah peduli menyalurkan CSR yang pertama 1500 pohon trembesi yang akan di tanam jalan Mangin sepanjang 7 km dan Lingkar Utara 4 km,” terangnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruhzanul Ulum, mengaku jika mendengar HUT Kota Tasikmalaya selalu ada didalam memorinya sewaktu turut memperjuangkan dan merekomendasikan lahirnya Kota Tasikmalaya.

“Waktu itu Kota Tasikmalaya hanya ada 3 kecamatan yang sudah terbentuk, Kecamatan Cihideng, Cipedes dan Tawang. Sejak di bentuk dan didirikan hingga sekarang sudah menginjak di usia 18 tahun,” kata Uu.

Ia juga memaparkan bahwa program Pemerintah Jabar saat ini tidak hanya mengembangkan pendidikan, ekonomi, kesehatan yang menjadi indikator suksesnya indek pembangunan yang bisa disebut kesuksesan kepala daerah, tapi pariwisata sebagai bagian dari program yang sangat penting. (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *