News

Hari Kesaktian Pancasila, Bupati Ade: Kebhinekaan Kita Sedang Diuji

164
×

Hari Kesaktian Pancasila, Bupati Ade: Kebhinekaan Kita Sedang Diuji

Sebarkan artikel ini

TASIKMALAYA (CM) – Lebih dari setengah abad setelah ujian terbesar penghianatan bangsa sendiri oleh paham komunis. Kini, Hari Kesaktian Pancasila, 1 Oktober 2019, kebhinekaan kita belum selesai diuji.

“Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 1965 faktanya erat berkaitan dengan peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S),” kata Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto, Selasa (01/10/2019).

Ade dalam kesempatan itu selaku inspektur upacara memimpin peringatan Hari Lahir Pancasila. Upacara digelar di Halaman Setda Bojongkoneng Kabupaten Tasikmalaya.

Ia menyebutkan, tragedi tersebut merupakan sebuah gerakan yang bertujuan untuk mengulingkan pemerintah Presiden Sukarno dan mengubah indonesia dari Negara berdasarkan Pancasila menjadi Negara komunis

Lebih jauh dia menerangkan, pancasila sebagai dasar penguatan karakter bangsa harus dikuatkan. Ini penting, karena menuju indonesia maju dan bahagia serta mengamalkan nilai-nilai luhur pancasila sebagai dasar bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bukanlah perkara mudah.

Takdir Tuhan untuk kita adalah keberagaman. Dari Sabang sampai Merauke adalah keberagaman. Berbagai etnis, bahasa, adat istiadat, agama, kepercayaan dan golongan bersatu padu membentuk Indonesia.

“Itulah kebhinneka tunggal ika-an kita. Kehidupan berbangsa dan bernegara kita sedang mengalami tantangan. Kebinekaan kita sedang diuji. Saat ini ada pandangan dan tindakan yang mengancam kebinekaan dan keikaan kita,” bebernya.

Ia mengingatkan, bangsa Indonesia perlu belajar dari pengalaman buruk negara lain yang dihantui oleh radikalisme, konflik sosial, terorisme, dan perang saudara.

“Dengan Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan bhinneka tunggal ika, kita bisa terhindar dari masalah tersebut. Kita bisa hidup rukun dan bergotong royong untuk memajukan negeri,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, dia mengajak peran aktif para ulama, ustadz, para tokoh masyarakat, pendidik, pelaku seni dan budaya, pelaku media, jajaran birokrasi, TNI dan Polri serta seluruh komponen masyarakat untuk menjaga Pancasila.

Komitmen pemerintah untuk penguatan Pancasila sudah jelas dan sangat kuat. Berbagai upaya terus kita lakukan. Bersama seluruh komponen bangsa, lembaga baru ini ditugaskan untuk memperkuat pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, yang terintegrasi dengan program-program pembangunan.

Tidak ada pilihan lain, kata dia, kecuali kita harus bahu-membahu menggapai cita-cita bangsa sesuai dengan Pancasila. Seluruh anak bangsa harus menyatukan hati, pikiran, dan tenaga untuk persatuan dan persaudaraan.

“Tidak ada pilihan lain kecuali kita harus kembali ke jati diri sebagai bangsa yang santun, berjiwa gotong royong dan toleran,” jelasnya.

Ia mengingatkan, semua pihak harus waspada terhadap segala bentuk pemahaman dan gerakan yang tidak sejalan dengan Pancasila.

“Mari kita saling bersikap santun, saling menghormati, saling toleran, dan saling membantu untuk kepentingan bangsa. Mari kita saling bahu-membahu, bergotong royong demi kemajuan Indonesia,” jelasnya. (anto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *