KOTA TASIKMALAYA (CM)– Sejak terjadinya pergantian musim hujan ke musim kemarau yang sudah berjalan selama hampir 4 bulan ini berdampak. Tak hanya memberikan dampak bencana kekeringan, yang mengakibatkan para petani menghentikan aktifitas cocok tanam di sawah dan ladang.
Akibat kemarau selama 4 bulan ini pasokan cabai merah dan cabai rawit yang di datangkan dari Garut pun mengalami permasalahan yang sangat serius, hingga berdampak pada harga cabai merah dan rawit meroket mencapai 80 ribu per kg. Hal itu dibenarkan, H Barma (60) dan H Yaya (25). pedagang cabai di blok B1 Pasar Tradisional Cikurubuk Kota Tasikmalaya.
“Sebelumnya saya jual cabai rawit dikisaran Rp 20-25 ribu per kg, kemudian naik secara bertahap hingga Rp 80 dan itu sudah berjalan selama delapan hari sampai sekarang,” jelas Barma.
Akibat mahanya harga cabai rawit, selain berdampak pada pasokan berkurang juga berdampak pada daya beli masyarakat menurun. masyarakat lebih memilih membeli cabai kering dengan harga lebih murah Rp.45 ribu per kg, selain itu harga cabai kering lebih stabil dibanding cabai basah.
Tingginya harga cabai merah dan cabai rawit di Pasar Cikurubuk dikeluhkan pembeli, salah satu pembeli, Entun pedagang nasi asal Panyingkiran, Ia mengaku akibat kenaikan harga cabai merah besar dan cabai rawit Rp.80 ribu, sampai mengurangi kualitas masakan.
“Biasa masakan rencang warna merahnya normal segar dilihat. apalagi dimakan lebih pas rasanya dan aromanya. Kalau sekarang pasca ada kenaikan harga cabai, warna dan aromanya agak berkurang. Namun tidak mengurangi rasa. Kalau rasa tetap terasa enak di lidah,” jelas, Entun.
Pun Ia berharap, kenaikan harga cabai merah besar dan cabai rawit, tidak berlangsung lama.(Edi Mulyana)