KOTA TASIKMALAYA (CM) – Kementerian Pertahanan RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kemhan yang dipimpin oleh Kabid Doksismet Puslitbang Strahan Balitbang Kemhan, Kolonel Tek BRP Sianturi, M.B.A in Avi Mgmt., menggelar kegiatan Focus Group Discussion tentang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Prediksi Ancaman Terhadap NKRI Dalam Lima Tahun Kedepan di Ruang Data Kodim 0612 Tasikmalaya, Selasa (14/05/2019).
Dalam kegiatan tersebut, turut mendampingi Dandim 0612 Tasikmalaya Letkol Inf Nur Ahmad, Danlanud Wiriadinata, Letkol Pnb M. Pandu Adi Subrata, S.H., Kepala Kesbangpol Kota Tasikmalaya Yudi Kustiadi, kepala Kesbangpol Kabupaten Tasikmalaya Iwan Ridwan dan peserta undangan lainnya.
Kabid Doksismet Puslitbang Strahan Balitbang Kemhan, Kolonel Tek BRP Sianturi, menjelaskan, diadakannya kegiatan FGB tersebut untuk menyusun strategi pertahanan NKRI.
“Strategi dimulai dari diri kita, membuat kebijakan strategi pertahanan yang nantinya akan kita tuangkan dalam buku untuk menjadi kebijakan umum pertahanan Negara, kebijakan strategi pertahanan Negara dan sebaginya,” jelas Sianturi.
Menurutnya, TNI khususnya sebagai alat pertahanan negara dalam menyikapi bagaimana kebijakan strategi pertahanan kedepan, akan membangun postur yang ideal untuk mendukung kebijakan tersebut harus ada kejasama semua pihak.
“Harapan kami, apa yang dilakukan disini dapat memberikan masukan yang betul-betul sangat tepat kepada pimpinan didalam mengambil keputusan untuk lima tahun kedepan,” ungkapnya.
Dalam kegiatan FGD itu, Komandan Lanud Wiriadinata, Pandu Adi Subrata, mengatakan, setiap permasalahan di setiap sektor ada termasuk di Lanud Wiriadinata terutama tentang potensi ancaman udara di Bandara Wiriadinata yang mana merupakan tanggung jawab pihaknya.
“Hal itu mengingat dengan keterbatasan fasilitas di Bandara Wiriadinata masih bersifat Non Instrument Runway dimana masih bersifat visual, Lanud Wiriadinata juga belum tercover radar, sehingga belum ada kemampuan penangkis serangan udara,” jelas Pandu.
Palin utama, kata Pandu, pihaknya belum memiliki pasukan khusus yang melindungi ataupun berkemampuan untuk pertahanan udara serta dengan panjang runway 1600 meter Lanud Wiriadinata belum bisa maksimal mendukung sepenuhnya bila terjadi bencana alam karena apabila dibutuhkan pesawat yang besar untuk mendukungan logistic. (Edi Mulyana)