News

Enam Bencana Terjadi dalam Waktu 2 Hari, Pemerintah Tetapkan Siaga Bencana

179
×

Enam Bencana Terjadi dalam Waktu 2 Hari, Pemerintah Tetapkan Siaga Bencana

Sebarkan artikel ini
Enam Bencana Terjadi dalam Waktu 2 Hari, Pemerintah Tetapkan Siaga Bencana
Ilustrasi (net)

BANDUNG BARAT, (CAMEON) – Pemerintah Daerah Bandung Barat akan menetapkan siaga darurat bencana. Hal tersebut menyusul terjadinya enam kejadian bencana dalam kurun waktu dua hari terakhir, yaitu Minggu (9/10) dan Senin (10/10).

Di samping itu, mengacu pada prakiraan cuaca dari Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyebutkan, saat ini sudah memasuki musim peralihan dari kemarau basah ke musim penghujan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Bencana (BPBD) Bandung Barat, Maman S. Sunjaya, mengatakan peralihan musim kemarau basah membuat hujan yang ada menjadi besar dengan durasi yang lama. Anomali cuaca tersebut memicu potensi bencana terutama di daerah rawan.

”Mengacu pada prakiraan cuaca dari BMKG, ditambah telah terjadi enam kali kejadian bencana hanya dalam tempo dua hari, tentunya Pemkab Bandung Barat perlu mengambil sejumlah langkah,” ungkap Maman sekaligus sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Bandung Barat, kemarin (10/10).

Langkah pertama yaitu penetapan siaga darurat bencana. Sekarang, ungkap dia, drafnya sedang disusun untuk nanti ditetapkan oleh Bupati Bandung Barat.

Dijelaskannya, penetapan siaga darurat merupakan bagian dari upaya antisipasi kejadian bencana. Kebijakan ini memungkinkan pemerintah, organisasi, masyarakat, dan individu mampu menanggapi situasi secara tepat, jika terjadi cuaca ekstrem di daerahnya.

Sementara, menurut Prakiraan Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung, Yuni Yulianti, memasuki November untuk curah hujan tinggi. ”Kemudian Desember menurun dan memasuki Januari akan tinggi kembali,” terangnya.

Yuni menuturkan, tingginya curah hujan tersebut disebabkan oleh banyaknya kumpulan awan yang terjadi. Kumpulan awan tersebut berasal penghangatan laut yang terjadi di selatan Jawa Barat dan Barat pulau Sumatera.

”Maka masa awan yang terbentuk semakin banyak sehingga menyebabkan seringnya terjadi hujan,” ujar Yuni.

Bencana yang ditimbulkan akibat cuaca yang terjadi adalah banjir, erosi dan angin kencang. Disinggung mengenai potensi akan adanya angin puting beliung, pihaknya mengakui hal tersebut tidak dapat diperkirakan.

”Kalau angin puting beliung tidak dapat diperkirakan jauh hari tetapi sesaat sebelum terjadinya bencana tersebut,” pungkasnya. cakrawalamedia.co.id (Nta)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *