KOTA TASIKMALAYA, (CAMEON) – Sebenarnya ini bukanlah contoh baik. Membuang sampah ke sungai hingga menjadi habit, apapun alasannya, itu adalah sikap tidak terpuji.
CAMEON menjadi saksinya. Sejumlah warga di lingkungan Kelurahan Sukamanah Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya membuang sampah ke sungai.
Dengan entengnya, sampah-sampah terbungkus itu dilempar begitu saja. Jumlahnya pun banyak. Mudah ditebak, kebanyakan isinya adalah sampah-sampah rumah tangga.
Salah seorang ibu rumah tangga yang tepergok CAMEON, Susi (bukan nama sebenarnya), mengaku tanpa beban saat membuang sampah ke sungai tak jauh dari rumahnya di kelurahan tersebut.
Ibu setengah tua yang enggan menyebutkan alamat rumahnya itu berdalih, membuang sampah ke sungai adalah pilihan terakhir. Karena tempat pembuangan sampah jauh, sedangkan di rumahnya yang merupakan komplek gang kecil tak tersedia tempat pembuangan.
“Ah, serba salah, Pak. Mengatasi sampah di rumah, bingung? Harus bagaimana? Sedangkan rumah kami di belakang masuk gang, kebetulan rumah kami di pinggir kali Ciloseh,” imbuhnya, Rabu (19/10/2016).
Dikatakan, ia mengaku bingung harus membuang sampah ke mana. Terpaksa pada akhirnya, sungai Ciloseh menjadi pilihan.
“Jangan salahkan kami. Bukan salah kami. Kami membuang sampah ke kali Ciloseh terpaksa pak, karena tidak ada tepat pembuangan sampah di lingkungan kami. Kami tau membuang sampah ke kali dilarang, tetapi itu semua terpaksa pak, dari pada di tumpuk di depan rumah dampaknya jadi bau ngeganggu ke tetangga. Jadi, masalah dengan tetangga kami. Kan tidak mau seperti itu,” bebernya.
Sebenarnya, saat berbincang mendalam, dia dan banyak warga lainnya tidak mau harus membuang sampah ke sungai. Ia menyadari, ada risiko besar mengancam berupa bencana.
“Memang, bakal menimbulkan dampak besar. Dari mulai pencemaran, bakal mampet, bakal banjir, dan dampak lainnya,” ujarnya.
Anehnya, meski sadar dengan itu semua, ibu ini tetap tidak mau disalahkan. Sekali lagi, ia menyalahkan tempat pembuangan sampah sementara (TPS) yang ujungnya pemerintah payah tak mampu memberikan fasilitas itu.
“Lagian yang buang sampah ke kali bukan hanya saya, tetapi banyak masyarakat yang lainnya. Kayanya semua yang berada di bantaran kali bisa dipastikan buang sampah ke kali,” ujarnya.
Lucunya, dia malah sedikit berceramah. Kata dia, jangan bicara tidak ada upaya dari masyarakat untuk sadar atau peduli terhadap lingkungan. Bahkan dulu, masyarakat termasuk dia dan suaminya aktif melakukan kampanye kepada para tetangganya agar tidak membuang sampah ke sungai.
Malah, pada saat itu, suaminya menjadi pengurus warga setempat. Ia dan suami pun berupaya untuk meminta TPS yang luas dan besar kepada pemerintah.
Tetapi sayang, sampai saat ini tidak ada wujud nyata. Malahan, dinas kebersihan setempat seolah acuh tak acuh.
“Pelayanan sampahnya dari Dinas bukan tidak ada tetapi kurang pelayanannya. Kami berharap pemerintah kota bisa memberikan TPS yang besar per RW satu aja. Insya Allah, kalau seperti itu masyarakat bisa sadar tidak akan buang sampah sembarangan,” tandasnya. cakrawalamedia.co.id (Edi Mulyana)