PANGANDARAN (CM) – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pangandaran dari Fraksi PKB Encep Najmudin meminta, bahwa kelangkaan pupuk bersubsidi harus diatasi secepat mungkin.
Pria yang akrab dipanggil Encep ini mengatakan, bahwa saat ini para petani di Pangandaran mengalami kesulitan untuk mendapatkan pupuk jenis urea, padahal sudah memasuki masa tanam.
“Semuanya harus duduk bersama, untuk mencari solusi bagaimana kebutuhan pupuk urea ini bisa terpenuhi untuk saat ini, karena petani harus mendapatkannya, ” ujarnya kepada wartawan, Sabtu (07/11/20).
Menurut dia, semuanya harus tetap berjalan, jangan hanya karena tidak memiliki kartu tani lantas kegiatan para petani tidak berjalan.
“Ini kan jelas menenyangkut keberlangsungan hidup mereka (petani-red), semua stakeholder harus cari solusinya,” katanya.
Permasalahan seperti ini, sambung Encep, kedepannya jangan sampai terus berulang, pemerintah harus memperhitungkan keberadaan, jumlah petani, luas lahan dan sebagainya, agar prosedur untuk penyaluran pupuk berjalan lancar dan semuanya bisa mengakses.
“Untuk saat ini kita tidak bisa saling menyalahkan, tapi saya berharap dinas pertanian harus cermat kedepannya,” harapnya.
Encep menambahkan, termasuk dari faktor sosialisasi fungsi kartu tani tersebut, sebagai syarat untuk menebus pupuk bersubsidi ini bisa tersampaikan dengan maksimal.
“Kemudian petaninya juga harus respon jika ada penyempaian dari pemerintah, intinya semua harus respon,” jelasnya.
Kemudian keluhan keberadaan kios penyalur pupuk, Encep mengungkapkan, juga harus disampaikan kepada masyarakat, bahwa pemerintah tidak bisa sembarangan menunjuk penyalur.
“Jalan keluarnya dinas sosial harus memberitahu kepada masyarakat akses atau lokasi untuk mendapatkan pupuk ini, sehingga masyarakat tidak kesulitan,” sarannya.
Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Kanupaten Pangandaran Aep Haris mengatakan, bahwa Pangandaran mendapatkan tambahan kuota pupuk jenis urea, Jadi yang urea dari 14.103 menjadi 14.111 itu revisi ke enam atau tambahan ke enam kalinya menyesuaikan dengan e-RDKK.
“Kalau dirunut setelah melakukan permintaan, kita sudah mendapat tambahan alokasi urea dari 7.569 menjadi 14.103, dan terakhir ditambah lagi jadi full sesuai e-RDKK menjadi 14.111 ton,” ujarnya.
Kata dia, Posisi pupuk subsidi lainnya masih terdapat stok, adapun terhambat pasokan kepada petani karena faktor peralihan mekanisme pembelian pupuk dari manual ke kartu tani.
“Tapi sekarang sudah dipermudah kembali untuk 2020 masih dibolehkan tanpa kartu tani selama sudah terdaftar pada e-RDKK,” tandasnya. (Padna)