KOTA TASIKMALAYA (CM) – Sejak lama warga Pasar Pancasila Kota Tasikmalaya mendambakan bangunan kios yang layak.
Kini impian itu sudah terwujud. Bahkan sejak dibangun hingga kini sudah memasuki tahap finising, dan sudah layak untuk digunakan.
Namum meski pasar sudah usai dibangun 309 warga Pasar Pancasila Kota Tasikmalaya mengaku masih belum tenang, pasalnya mekanisme penempatannya masih belum jelas.
Hal tersebut diungkapkan salah satu pemilik kios terbuka, Wawan Munawar (42) mengaku mewakili warga pasar dan sudah sejalan denganya.
“Semua warga Pasar Pancasila mekanisme penempatan kios baru dilakukan secara diundi, dikocok oleh orang independen,” kata Wawan Senin 27 Desember 2021.
Wawan menambahkan, ia meminta kepada pemerintah melalui Dinas Indag melanisme pengundian jongko dilakukan oleh orang independen bukan dari dinas, atau himpunan pasar.
“Alasan harus menunjuk orang independen untuk menghindari terjadinya kecburuan sosial sesama warga pasar. Dan ini sudah disepakati oleh warga pasar,” kata Wawan.
Wawan juga mempertanyakan kelebihan jumlah jongko. Dari total 309 jongko atau kios. Pascasila dibangun ada kelebihan 25 kios.
“Nah kelebihan kios yang 25 itu mau dikemanakan dan untuk siapa? Kami seluruh warga pasar minta penjelasan karena kelebihan itu harus transparan,” kata, Wawan.
Sementara itu diungkapkan Ketua Komisi lV DPRD Kota Tasikmalaya, Dede Muharam mendukung sepenuhnya apa yang di kehendaki warga Pasar Pancasila.
“Ya saya sangat mendukung sistem undi dan koclok, ini menyangkut rasa keadilan. Mang itu sangat tepat harus dilakukan,” kata Dede.
Dede juga sama mempertanyakan soal ada kelebihan 25 kios usai pasar dibangun.
“Saya sependapat dan satu suara dengan warga pasar mau dikemanakan dan mau di jual kepada siapa? Ini uang rakyat yang dikelola oleh negara, harus transparan,” ujar Dede.*