PANGANDARAN (CAMEON) – Yahya salah seorang wali murid asal Dusun Bulaklega, Karang Kamiri, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat merasa geram dengan teknis seleksi penerimaan siswa baru di salah satu SMK yang ada di Kabupaten Pangandaran. Pasalnya, pihak SMK telah memvonis anaknya tengah hamil sehingga psikologis anak menjadi drop.
Yahya menyebutkan bahwa dalam penerimaan siswa baru tersebut dinilai asal-asalan dan terkesan tidak profesional, terutama dalam melakukan tes kehamilan untuk calon siswi yang hanya dilakukan oleh guru di sekolah itu.
“Anak perempuan saya baru lulus SMP dan mau melanjutkan ke SMA. Namun saat menjalani tes kehamilan, pihak sekolah memvonis bahwa anak saya tengah hamil,” ujarnya dengan nada kesal.
Karena penasaran dan ingin meyakinkan pemeriksaan tersebut, lanjut Yahya, dirinya pun langsung memeriksa anak perempuannya ke dokter kandungan serta melakukan tes USG.
“Hasil dari pemeriksaan medis dan ahli kandungan, anak perempuan saya ternyata tidak hamil bahkan masih perawan,” tambahnya.
“Vonis tersebut telah menjatuhkan mental anak perempuan saya, hingga membuat si anak enggan melanjutkan sekolah karena malu telah divonis hamil oleh guru di salah satu SMK. Saya juga kecewa dengan tindakan pihak sekolah yang dinilai tidak manusiawi, harusnya pemeriksaan kehamilan dilakukan oleh petugas yang profesional,” ungkapnya.
Dengan demikian, kata Yahya, dirinya akan mendatangi pihak sekolah yang sudah menjatuhkan harga diri serta melecehkan anaknya. “Pihak sekolah harus bertanggung jawab terhadap ucapan yang memvonis anak perempuan saya hamil karena sampai saat ini psikologinya merasa malu dan tertekan,” pungkasnya. (Andriansyah)