PANGANDARAN, (CAMEON) – Dalam kurun waktu sepekan ini gelombang ombak air laut atau pancaroba semakin membesar. Akibatnya, Ratusan perahu milik nelayan yang terparkir di area pantai Barat Pangandaran mengalami kerusakan. Selain perahu, gelombang Pancaroba juga merusak puluhan kios pedagang yang berada di kawasan harim laut.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dilapangan, sudah sepekan terakhir ini gelombang laut naik akibat terjadi pancaroba. Namun, dua hari ini gelombang air laut semakin besar hingga merusak ratusan perahu nelayan dan puluhan warung tenda biru.
Salah seorang nelayan asal Kebon Carik, Desa Babakan Pangandaran, Hendra mengaku dirinya sudah beberapa hari ini tidak berani melaut karena gelombang air laut terbilang tinggi. “Menurut informasi yang diperoleh bahwa gelombang pasang akan berlangsung hingga 2 hari kedepan, dan gelombang pasang atau pancaroba pun mengakibatkan kerugian bagi nelayan,” akunya kepada cakrawalamedia.co.id saat ditemui di rumahnya. Kamis (9/6) dinihari.
“Pancaroba ini semacam siklus yang terjadi dalam kurun lima tahun sekali. Namun, tahun sebelumnya juga terjadi pancaroba tetapi tidak setinggi seperti sekarang bahkan sampai merusak ratusan perahu milik nelayan,” bebernya.
Sementara itu, Suherty Sukianto pemilik warung di Pantai Barat mengaku khawatir dengan tingginya gelombang air laut yang semakin hari semakin besar. “Warung saya juga rusak parah akibat tertabrak perahu-perahu nelayan yang terhempas gelombang,” akunya.
“Tadi siang banyak perahu yang sampai ke jalan raya, bahkan banyak juga perahu yang patah dan bocor akibat dihantam ombak,” tutur Suherty.
Dengan terjadinya Pancaroba, Suherty mengaku dirinya serta masyarakat Pangandaran merasa sangat panik. “Gelombang pasang membuat kami trauma dengan kejadian Tsunami 2006 silam, tapi kami berharap hal tersebut tidak sampai terjadi lagi di Pangandaran,” pungkasnya. cakrawalamedia.co.id (Andriansyah)