KOTA TASIKMALAYA (CM) – Menjelang Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriah atau di sebut hari raya pemotongan hewan kurban. Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan (Distankan) Kota Tasikmalaya, melakukan sidak kesejumlah penjual hewan kurban.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Zulyaden menyebutkan, sidak dan pemeriksaan terhadap hewan kurban dilakukan untuk memastikan layak atau tidaknya untuk di sembelih pada hari raya Idul Adha mendatang.
“Hasil pemeriksaan menggunakan alat Antemortem beberapa sempel di sejumlah lapak penjualan hewan kurban Sapi, untuk sementara aman tidak ditemukan adanya gejala hewan yang sakit atau terkena penyakit secara fisik aman,” jelas Zulyaden di Jl.Let.Jen Ibrahim Aji Km 7, Kelurahan Sukamaju Kaler Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya.
Ia berharap, masyarakat tidak salah memilih dalam memilih hewan kurban. Belilah hewan kurban yang sudah lolos di periksa, yang sehat sudah dikasih tanda.
“Jadi kalau yang udah ada tanda dapat dipastikan hewannya sehat dan bisa diperjual belikan,” ujarnya.
Zulyaden pun menyebutkan, angka penjualan hewan kurban Sapi dan Kambing dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Tahun 2018 sebanyak 2.200 ekor sapi, secara total didalam pelaksanaan penyembelihan bersama kambing sebanyak 4.300. Tidak ada kesamaan data dikarenakan tidak semua pembeli membelinya dari lapak, melainkan ada yang dari luar lapak atau dari luar Kota Tasikmalaya.
“Kalau penyembelihan Idul Adha 1450 Hijriah sekarang ini, ada kemungkinan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Namun data kongkritnya masih belum bisa diprediksi, akan ketahuan setelah dilakukan penyembelihan,” jelas Zulyaden.
Salah satu penjual Sapi, Dadi Hermawan mengaku, sapi yang didatangkan dari madura sudah dapat dipastikan pada sehat, tidak cacat fisik dan tidak berpenyakitan.
“Sebelum didatangkan dati Madura selalu di periksa dan di cek satu persatu, artinya sapi yang dijual ini layak untuk di sembelih di hari raya kurban,” ujar Dadi.
Ia meyebut, penjualan jelang Idul Adha sekara agak sepi. Biasanya minus satu minggu sudah habis 30 ekor sapi sudah terjual. Sekarang baru kejual 12 ekor. Stok juga lebih sedikit hanya 20 ekor, artinya mengalami penurunan sepuluh persen.
“Penyebabnya sepinya penjualan masih belum diketahui secara pasti, yang jelas biaya teransportasi naik. Kalau untuk harga setandar 23-25 juta per ekor, rata-rata naik 500 ribu hingga 1 juta per ekor,” tuturnya. (Edi Mulyana)





