News

Disdikpora Beberkan Kekurangan Sarana Pendidikan di Cimahi, Apa Saja Itu?

221
×

Disdikpora Beberkan Kekurangan Sarana Pendidikan di Cimahi, Apa Saja Itu?

Sebarkan artikel ini
Disdikpora Beberkan Kekurangan Sarana Pendidikan di Cimahi, Apa Saja Itu?

CIMAHI, (CAMEON) – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Cimahi membeberkan beberapa kekurangan sarana penunjang pendidikan di Kota Cimahi. Di antaranya, kekurangan fasilitas ruang kelas dan tenaga pendidik atau guru.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Cimahi, Dikdik Suratno Nugrawahan, mengakui saat ini di Kota Cimahi kekurangan tenaga pendidik, khususnya untuk jenjang Sekolah Dasar (SD).

“Yang sudah kami olah itu kekurangan di SD sangat banyak, sekitar 100 lebih guru,” terangnya saat dihubungi, Senin (26/9/2016).

Sedangkan untuk jenjang SMP dan SMA sederajat, memang masih kekurangan. Namun tidak terlalu signifikan. Untuk itu, pihaknya akan tetap mengevaluasi mengenai kekurangan tenaga pendidik di Kota Cimahi.

“Kita harus tetap evaluasi karena berbicara kekurangan guru, kan sudah lama melakukan moratorium, sudah lama kita tidak melakukan rekruitmen,” katanya.

Kekurangan tenaga pendidik di Kota Cimahi akan semakin kronis jika wacana Pemerintah Pusat mengenai full day school jadi diterapkan. Sebab, dengan adanya konsep full day school mau tidak mau tenaga pendidik pun harus berimbang dengan jumlah siswa yang ada.

“Kita harapannya memenuhi kekurangan guru ini melalui rekruitmen baru,” imbuhnya.

“Tentu saja harus berproses. Kalau berbicara kebutuhan guru, harus dibahas oleh BKD (Badan Kepegawaian Daerah) kemudian kebijakan kota (wali kota),” tambahnya.

Selain itu, kekurangan sarana pendidikan di Cimahi juga terdapat pada ruang kelas. Dibeberkan Dikdik, saat ini di Kota Cimahi memang masih kekurangan fasilitas ruang kelas.

Kekurangan tersebut juga telah berimbas pada berlakunya dua jam sekolah di Cimahi, yakni sekolah pagi dan sekolah siang. Diakuinya, setengah dari seluruh sekolah yang ada di Cimahi masih memberlakukan sekolah dua shift.

“Dilihat dari sekolah yang ada, sebagian besar di Cimahi masih kekurangan ruang kelas. Hampir berimbang (sekolah dua shift),” bebernya.

Solusinya terang dia, harus dilakukan penambahan ruang baru. Apalagi jika memang wacana konsep full day scholl benar-benar diterapkan.

“Kalau untuk berbicara full day school, tidak ada cara lain selain menambahkan kebutuhan ruang kelas di sekolah-sekolah,” kata Dikdik.

Infromasi terakhir, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI akan tetap memberlakukan konsep full day school. Namun, secara teknis belum dijabarkan seperti apa. cakrawalamedia.co.id (Rizki)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *