News

Dinkes Kab. Tasik Tekan Stunting Lewat Refreshing KIE Posyandu

164
×

Dinkes Kab. Tasik Tekan Stunting Lewat Refreshing KIE Posyandu

Sebarkan artikel ini

TASIKMALAYA (CM) – Kepala Seksi Jaminan Pelayanan dan Hak-hak Reproduksi dan Keluarga Berencana pada Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Kabupaten Tasikmalaya, Risi Rizka Dewi, AM, Ken, S.KM., mengatakan dalam rangka Refreshing KIE Stunting pihaknya terus melakukan sosialisasi dengan melibatkan Posyandu. “Posyandu disini merupakan garda utama pelayanan kesehatan bayi dan balita di masyarakat,” ungkap Risi saat kegiatan sosialisasi, di Kecamatan Sukahening, Kamis (12/12/2019).

Menurutnya, dengan adanya Posyandu di sejumlah wilayah untuk percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) melalui pemberdayaan masyarakat. Sehingga, katanya, bisa menekan angka Stunting.

“Karena Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama, yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Kondisi ini mengakibatkan anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan,” paparnya.

Melalui seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK), lanjut Risi, dilakukan oleh sektor kesehatan, dimana kegiatan tersebut untuk meningkatkan tenaga kesehatan.  Bahkan, ungkap ia, balita yang dideteksi mengalami gangguan pertumbuhan segera ditindaklanjuti melalui rujukan ke fasilitas kesehatan Puskesmas atau Rumah Sakit.

“Atau segera mendapatkan Konseling, Informasi dan Edukasi (KIE) terkait penatalaksanaan gangguan pertumbuhan yang dialaminya oleh petugas atau kader Posyandu, dan diberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT),” tuturnya.

Ia memaparkan, anak yang berpotensi mengalami stunting akan mendapatkan evaluasi untuk dicari faktor penyebab dan risikonya. Analisis faktor penyebab tentunya memerlukan peran lintas sektor dan program. Oleh karena itu, balita yang memiliki potensi gangguan pertumbuhan selanjutnya akan dilakukan kunjungan rumah untuk menilai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya, termasuk faktor keluarga dan lingkungan. (Anto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *