KAB TASIKMALAYA (CM) – Sebanyak 28 Bidan Desa, Bidan Koordinator dan Tenaga Pelaksana Gizi mendapatkan pembinaan orientasi pemberian gizi kepada bayi dan anak, di Aula Jade, Lantai 3, Hotel Grand Metro Tasikmalaya, Senin (20/07/2020).
Kepala Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Kabupaten Tasikmalaya, dr. Heru Suharto, menyampaikan bahwa pelatihan pemberian makanan untuk bayi dan anak tersebut untuk menyamakan pemahaman dalam masalah gizi dengan secara keseluruhan.
Menurutnya, permasalahan gizi dengan melibatkan tenaga kesehatan terutama dari 10 desa lokus stunting, hingga menyangkut permasalahan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
Kegiatan tersebut, katanya, dilaksanakan selama 3 hari. Ia berharap, stunting di Kabupaten Tasikmalaya menurun. “Stunting merupakan kondisi gangguan pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama, disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Kondisi ini mengakibatkan anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan, dan beresiko mengidap penyakit metabolik dan degeneratif di kemudian hari,” paparnya.
Ia menyebut, strategi nasional percepatan pencegahan dan penurunan stunting adalah melalui intervensi gizi spesifik, intervensi gizi sensitif dan enabling-evironment lingkungan yang mendukung.
Intervensi, lanjutnya, ditunjukan kepada rumah tangga pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), dilakukan oleh sektor kesehatan, bersifat jangka pendek, dan hasilnya dapat dicatat dalam waktu relatif pendek.
“Serta lingkungan yang mendukung, ditujukan untuk faktor-faktor mendasar yang berhubungan dengan status gizi seperti kebijakan pemerintah, status ekonomi atau pendapatan dan kesetaraan,” pungkasnya. (Amas)
