News

Diduga Dianiaya, Seorang Pelajar di Singaparna Tewas

556
×

Diduga Dianiaya, Seorang Pelajar di Singaparna Tewas

Sebarkan artikel ini
Diduga Dianiaya, Seorang Pelajar di Singaparna Tewas
Foto kakak korban tengah bersedih di ruang jenazah RS dr.Soekardjo

TASIKMALAYA (CM) – Fauzi Abdul Azis (15) warga Kampung Cinangsi RT 13/03 Desa Ciawang Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya wafat dengan cara mengenaskan. Remaja yang masih duduk di bangku kelas 1 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Cikeleng Singaparna ini diduga telah dianiaya.

Kaka almarhum, Dian Setiawan (31) mengungkapkan, pihak keluarga merasa terpukul atas kejadian ini. Ada banyak kejanggalan dari kematian adiknya itu.

“Karena saya tahu jenazah sudah di rumah. Yang jelas dikepala bagian belakang ada luka bekas benturan benda keras, dan dibagian ibu jari kaki ada luka,” ungkap Dian kepada sejumlah wartawan, saat ditemui di kamar jenazah RSUD dr. Soekardjo, Jumat (08/03/2019).

Ia mengatakan pihak keluarga sudah melapor kepada polisi. Jenazah pun tengah di otopsi oleh pihak berwajib,

Berdasarkan informasi yang berhasil Dian kumpulkan, diprediksi kejadian kekerasan terhadap almarhum pada Kamis (07/03) petang, sekitar pukul 18.30 WIB atau pas bada Magrib.

Korban ditemukan keluarga dalam kondisi tidak berdaya. Tanpa berlama-lama, pihak keluarga langsung membawanya ke RS SMC Singparna.

“Sempat muntah dan kejang. Seketika itu adik saya langsung di bawa ke RS SMC Singaparna. Sempat dirawat namun tak lama meninggal di RS SMC,” katanya.

Setelah diketahui meninggal dunia, keluarga membawanya ke rumah duka. Namun seiring dengan kejanggalan yang ada, pihaknya pun melapor kepada polisi.

“Selang beberapa jam, sekitar pukul 01.30 WIB. Adik saya langsung dibawa ke RSUD dr. Soekardjo didampingi anggota Polres Kabupaten Tasikmalaya, dan berikutnya akan dilakukan otopsi,” bebernya.

Meski masih menunggu penyelidikan polisi, namun dia menduga, adiknya itu telah dianiaya oleh tiga orang pelaku, dua diantaranya bapak dan anak yang merupakan masih saudaranya sendiri.

“Motif penganiaayan tidak tahu. Karena pada saat kejadian saya masih berada di Bandung,” katanya.

Atas kejadian mendadak ini, keluarga tidak menerima dan menginginkan pelaku yang menganiaya adiknya itu segera ditemukan dan dihukum seberat-beratnya.

“Bila perlu dihukum mati, hutang nyawa bayar nyawa,” tegasnya. (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *