KAB. TASIK (CM) – Menjelang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Barat 2026, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Tasikmalaya memilih jalan pembinaan jangka panjang yang bertumpu pada atlet putra daerah.
Pilihan itu ditegaskan sebagai sikap politik olahraga menjaga martabat pembinaan lokal sekaligus menolak praktik instan merekrut atlet luar.
Ketua KONI Kabupaten Tasikmalaya, Erry Purwanto, menyatakan komitmen tersebut dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) KONI di Gedung DPRD Kabupaten Tasikmalaya.
Menurut dia, prestasi olahraga tak bisa dilepaskan dari konsistensi pembinaan dan keberpihakan kebijakan.
Erry menyebut, menghadapi Porprov 2026, KONI tengah membenahi tata kelola organisasi sekaligus memperkuat sistem pembinaan atlet.
Namun, ia mengingatkan, agenda itu tak akan berjalan tanpa dukungan nyata pemerintah daerah dan DPRD, sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Keolahragaan Nomor 11 Tahun 2022.
“Keberpihakan pada olahraga sejatinya adalah keberpihakan pada generasi muda. Tanpa kolaborasi, semua target hanya akan menjadi slogan,” kata Erry.
Ia juga mengajak seluruh pemangku kepentingan mengakhiri ego sektoral. Bagi Erry, olahraga harus ditempatkan sebagai kepentingan bersama bukan agenda masing-masing lembaga.
Optimisme itu bukan tanpa dasar. Pada Babak Kualifikasi Porprov, kontingen Kabupaten Tasikmalaya mengumpulkan 56 medali 11 emas, 22 perak, dan 23 perunggu yang disumbangkan oleh 22 dari 42 cabang olahraga yang tampil.
Sementara, Bupati Tasikmalaya, Cecep Nurul Yakin, mengapresiasi capaian tersebut. Ia menyebut prestasi atlet sebagai hasil kerja keras kolektif atlet, pelatih, dan jajaran KONI. Namun, Cecep juga mengingatkan tantangan yang akan dihadapi ke depan.
Menurut dia, tahun 2026 berpotensi diwarnai kebijakan efisiensi anggaran nasional yang berdampak langsung pada keuangan daerah, termasuk alokasi dana olahraga.
“Keterbatasan anggaran adalah realitas yang harus dihadapi,” ujar Cecep.
Meski begitu, ia menegaskan efisiensi tidak boleh mematikan semangat berprestasi. Pemerintah daerah, kata Cecep, tetap akan mengalokasikan anggaran KONI sesuai kemampuan APBD 2026, sembari mendorong dukungan dari pihak lain, termasuk dunia usaha.
Cecep juga menyoroti pentingnya kerja kolektif antarcabang olahraga di bawah naungan KONI. “KONI bukan organisasi yang berjalan sendiri-sendiri. Semua harus bergerak bersama,” katanya.
Dalam dua tahun mendatang, pemerintah daerah akan memfokuskan pembangunan pada infrastruktur olahraga. Cecep menyinggung kondisi Sarana Olahraga (SOR) Kaliki yang terbengkalai dan belum berfungsi optimal.
Ia mengaku tengah menjalin komunikasi dengan pimpinan DPR RI untuk mengupayakan pendanaan sejumlah proyek strategis, mulai dari Stadion Kaliki hingga infrastruktur lainnya.
“Jika APBD tak memungkinkan, akan kami dorong melalui pemerintah pusat,” ujarnya.
Di akhir sambutan, Cecep menekankan pentingnya pengelolaan anggaran olahraga yang profesional, transparan, dan akuntabel. Baginya, keterbatasan dana bukan alasan untuk stagnasi, melainkan ujian bagi keseriusan membangun olahraga Tasikmalaya.







