News

Di Bandung, Organisasi Keberagaman Akan Gelar Hari Lahir Pancasila

287
×

Di Bandung, Organisasi Keberagaman Akan Gelar Hari Lahir Pancasila

Sebarkan artikel ini
Di Bandung, Organisasi Keberagaman Akan Gelar Hari Kesaktian Pancasila
Ilustrasi Dokumentasi Net

BANDUNG (CAMEON)-Sejumlah organisasi beragaman di Kota Bandung akan menggelar kegiatan peringatan Hari lahir Pancasila, Kamis mendatang (1/6/2017). Acara yang bertajuk ‘Ngabuburit Pancasila’ itu, rencananya akan diikuti oleh 200 orang masyatakat dari berbagai golongan.

Menurut salah satu panitia Risky Nath, kegiatan dengan konsep talkshow itu tujuan untuk memperkuat dan mengembalikan nilai – nilai Pancasila. Hal itu sebagai dasar negara dan perjanjian luhur bangsa Indonesia.

“Rencananya, kegiatan tersebut akan diisi oleh enam pemateri dari berbagai kalanga,” jelas Risky kepada CAMEON, Selasa (30/5/2017).

Akan diisi oleh Kartini Sjahrir yang berasal dari Antropolog, Ki Agus Zaenal Mubarok dari FLADS, Deni Haedar dari GP Anshor,Armein Z.R. Langi dari Universitas Maranatha, Wawan Gunawan daei Jakatarub Muhammad Hafiz dari HRWG dan Musdah Mulia dari ICRP.
Saat ini, Indonesia hari ini sedang mengalami gejolak yang luar biasa terkait berbagai isu. “Hal itu terlihat begitu banyak perbedaan yang pada dasarnya memiliki nilai persatuan atas sebuah keragaman mulai beralih fungsi,” ucapnya.

Pada akhirnya, lanjut dia, menciptakan konflik satu sama lain atas dasar rasa dan ideologi bagi kelompok – kelompok tertentu. Sehingga hal tersebut menjadi jamur yang berdampak kepada relasi antar masyarakat Indonesia hari ini.

Ketegangan terjadi, ungkap dia, mulai mengusik rasa aman dan nyaman sebagai warga negara. Serta menciptakan prasangka terhadap sesama masyarakat Indonesia.

Terlebih bagi provinsi Jawa Barat yang menjadi ladang tindak intoleransi berbasis identitas, baik itu suku, ras, agama, dan antar golongan. “Hal tersebut sebagaimana laporan tahunan kondisi kebebasan beragama dan berkeyakinan dari SETARA Institute,” katanya.

Tercatat, 208 peristiwa pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan. Dengan 270 tindakan yang tersebar di 24 provinsi. Sebagai besar pelanggaran terjadi di Jawa Barat dengan 41 peristiwa.

Suasana ketegangan tersebut diperkeruh dengan keberadaan berbagai kelompok yang mempertanyakan kebhinnekaan sebagai keniscayaan. Hal tersebut membuat masyarakat terbelah dengan cara menyudutkan pihak – pihak atau kelompok – kelompok yang dianggap berbeda.

“Sudut pandang dan ideologi tersebut dikumandangkan dengan lantang. Seakan lupa, sedang berdiri di Tanah Indonesia yang bernafaskan Pancasila,” ungkapnya.

Perbedaan bukanlah sesuatu yang baru. Perbedaan adalah hal yang membentuk Negara Kesatuan. Perbedaan, tegasnya bukanlah hal yang harus dijadikan serupa. Melainkan, mengelola segala perbedaan yang ada menjadi satu suara dalam menyuarakan perdamaian.

Serta keistimewaan yang dimiliki sebagai bangsa Indonesia. “Negara memiliki beragam suku, ras, budaya, agama dan kepercayaan, serta keragaman – keragaman lainnya yang membuat Indonesia begitu berwarna,” paparnya.

Kegiatan juga akan diisi oleh hiburan lainnya. Yakni, Nasyid, Lagu-Lagu Nasional, Tarian Nusantara, Pembacaan Puisi, Doa Lintas Agama dan Kultum. Serta pembagian takjil dan buka puasa. (Putri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *