JAKARTA (CM) – Desember 2017, inflasi sebesar 0,71 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 131,28. Bahkan, 82 kota IHK, seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 2,28 persen dengan IHK sebesar 131,75 dan terendah terjadi di Sorong sebesar 0,18 persen dengan IHK sebesar 128,53. Hal tersebut diungkap oleh Plt Direktur Statistik Harga Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, Anggoro Dwitjahyono.
”Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran. Di antaranya, kelompok bahan makanan sebesar 2,26 persen. Diikuti oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,30 persen. Lalu, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,17 persen,” ungkap Anggoro kepada wartawan, Rabu (3/1/2018).
Tingkat inflasi pada 2017 dan tingkat inflasi tahun ke tahun masing-masing sebesar 3,61 persen. Komponen inti pada Desember 2017 mengalami inflasi sebesar 0,13 persen. Inflasi tertinggi pada tahun 2017 terjadi pada bulan Januari sebesar 0,97 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi pada bulan tersebut.
”Di antaranya, biaya perpanjangan STNK, tarif listrik, tarif pulsa ponsel, cabai rawit, bensin, ikan segar, daging ayam ras, tarif sewa rumah, rokok kretek filter, beras dan lainnya,” katanya.
Sedangkan deflasi tertinggi pada tahun 2017 terjadi pada bulan Agustus sebesar 0,07 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi pada bulan tersebut. Di antaranya, tarif angkutan udara, bawang merah, bawang putih, ikan segar, tomat sayur, cabai rawit, bayam, jengkol, kentang, wortel, kelapa, minyak goreng, dan tarif angkutan antarkota.
”Inflasi tertinggi pada tahun 2016 terjadi pada bulan Juli sebesar 0,69 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi pada bulan tersebut yaitu angkutan udara, tarif angkutan antar kota, bawang merah, daging ayam ras, kentang, tarif listrik,” jelasnya.
Sedangkan deflasi tertinggi pada tahun 2016 terjadi pada bulan April sebesar 0,45 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi pada bulan tersebut. Yakni, bensin, cabai merah, beras, ikan segar, tarif listrik, daging ayam ras, cabai rawit, telur ayam ras dan kentang.
”Bahkan, tarif angkutan dalam kota, tarif angkutan udara, kacang panjang, sawi hijau, tarif angkutan antar kota, dan solar ikut mempengaruhi juga,” pungkasnya. (Nita Nurdiani Putri)