“Awalnya anak saya pulang sekolah, saat itu, tetiba di rumah dia langsung teriak-teriak, kemudian malamnya setiap jam 12, kembali teriak-teriak lagi seperti orang ketakutan, langsung marah-marah, bahkan sampai merusak rumah,” urainya.
Karena khawatir atas prilakunya, pihak keluarga terpaksa memasungnya. Ragam ikhtiar sudah dicoba, mulai berobat ke medis, dan pernah juga di rukiyah oleh ustadz, setelah di rukiyah dia langsung marah-marah.
Beti bersyukur dan berterimakasih kepada KPAID Kabupaten Tasikmalaya yang telah membantunya, dan berharap anaknya bisa sembuh seperti sebelumnya.
“Terimakasih kepada tim dari KPAID yang sudah mau mengambil anak saya, untuk mendapat perawatan, mudah-mudahan anak saya bisa sembuh. Dulu pihak desa dan kecamatan pernah datang kesini, hanya sebatas melakukan pendataan, dan hingga saat ini tidak ada tindaklanjut apapun,” pungkasnya. (red)