News

Defisit Komoditi Beras Menjadi Penyumbang Inflasi Terbesar di Priatim

256
×

Defisit Komoditi Beras Menjadi Penyumbang Inflasi Terbesar di Priatim

Sebarkan artikel ini
Defisit Komoditi Beras Menjadi Penyumbang Inflasi Terbesar di Priatim
Kepala BI Kantor Perwakilan Tasikmalaya Heru Saptaji/Edi M

KOTA TASIKMALAYA (CM) – Menyempitnya lahan pertanian, yang beralih fungsi menjadi pemukiman, seperti yang terjadi di Kota Tasikmalaya, berdampak pada Defisit Komoditi beras. Hal itu diakui Kepala perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya, Heru Saptaji, saat ditemui cakrawalamedia, Kamis (01/02/2018).

menurutnya, defisit beras sekarang ini sebagai penyumbang inflasi tertinggi di wilayah Priangan Timur. Hal itu cukup mengherankan mengingat wilayah Priangan Timur merupakan produsen beras yang cukup besar.

“Anomali tersebut dipengaruhi karena belum maksimalnya konektivitas perdagangan komoditi beras di setiap daerah di wilayah Priangan Timur, termasuk di Kota Tasikmalaya,” katanya.

Menurutnya, tekanan inflasi dari beras ini lumayan. Untuk itu, pihaknya berkumpul bersama instansi terkait untuk melakukan pembahasan mengenai konektivitas antar daerah serta memitigasi terkait beras di Priangan Timur.

“Mudah-mudahan kedepannya ada sinergi setiap daerah, antara petani, pelaku usaha, dan birokrasi terkait ketersediaan beras ini. Sehingga setiap daerah di Priangan Timur memiliki neraca defisit surplus komoditas sembilan bahan pokok. Diharapkan tidak terjadi defisit seperti saat ini,” harapnya.

Ia mengungkapkan, pada tahun 2017 inflasi di Priangan Timur berada di angka 3,88 persen. Sedangkan, angka tersebut relatif lebih tinggi dibanding inflasi dari Jawa Barat yang hanya 3,63 persen dan inflasi di tingkat nasional 3,61persen.

Sementara, sumbangan tertinggi inflasi di Priangan Timur yakni dari beras disamping dari bahan pokok lainnya seperti telur, daging ayam, daging sapi, mi instan dan lainnya

“Ada tiga masalah yang mempengaruhi inflasi dari komoditas pangan, yaitu pasokan, distribusi, dan tata niaga,”paparnya.

Adapun persoalan yang terjadi di Priangan Timur, ia menuturkan terletak pada proses tata niaga, yang saat ini konektivitas antar daerah belum berjalan secara baik.

Ia, berharap, saat panen raya yang di prediksi sudah dimulai pada bulan ini, harga beras akan segera berangsur pulih dan angka inflasi akan menurun. (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *