BANDUNG, (CAMEON) – Daya konsumsi daging di Jawa Barat ternyata masih kurang. Tercatat, hingga menjelang akhir tahun 2016 konsumsi daging masih empat kilogram perkapita. Jika dibandingkan daya konsumsi unggas, masih sangat rendah di Jawa Barat. Bahkan, perbandingan dari dua konsumsi mencapai satu berbanding tiga.
”Saat ini, tercatat daya konsumsi unggas mencapai 12 kilogram perkapita dalam pertahun,” jelas Kepala Dinas Peternakan Jawa Barat Dodi Firmansyah kepada wartawan ditemui di kantornya, Senin (12/12).
Dengan perbandingan yang cukup jauh antar daging dan unggas, menjadi pekerjaan rumah bagi pihaknya. Di mana harus terus mensosialisasikan konsumsi daging kepada masyarakat. Saat ini yang menjadi masalah belum serentaknya konsumsi masing-masing daging.
Diakui olehnya, konsumsi daging sapi masih sangat tinggi di antara daging lainnya. Sementara, populasi sapi di Jawa Barat 400 ribu. Lalu, peningkatan populasi sapi dalam setahun hanya mencapai 20 ribu ekor. Sedangkan untuk populasi domba dan kambing di Jawa Barat mencapai 10 juta ekor hingga 2016. Diprediksi untuk tahun depan mencapai satu juta ekor.
Khusus untuk kambing dan domba, menurutnya, terdapat penumpukan populasi. Di sisi lain, pihaknya 40 persennya populasi Kambing dan domba berada di Jawa Barat. ”Mengalihkan daya konsumsi masyarakat itu cukup sulit. Kalau dibandingkan dengan harga, harga daging kambing memang lebih murah,” jelasnya.
Sebenarnya, khusus di Jawa Barat masih terbentuk mitos konsumsi antara daging kambing dan sapi. Hal tersebut, lanjut dia, tergantung pengolahan memasak. Masyarakat harus pintar-pintar mengolah daging kambing, sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan.
Sedangkan terkait pasokan daging menjelang natal dan tahun baru terbilang cukup aman. Akan tetapi, pihaknya tidak bisa mengucapkan jumlah pasokan di Jawa Barat. Selama ini, ungkap dia, terkait hari-hari besar pasokan daging selalu diusahakan aman.
”Jawa Barat sendiri, selalu menyiapkan daging jauh-jauh hari. Hal ini agar tidak terjadi kelangkaan yang berimbas pada kenaikan harga,” ucapnya.
Kenaikan harga daging sapi yang mencapai Rp 130 ribu perkilogram dianggap masih wajar. Sebab, jumlah populasi sapi di Jawa Barat masih sangat minim. Sehingga, mau tidak mau Jawa Barat harus mendatangakan daging sapi dari wilayah lainnya.
Didatangkannya, daging sapi tersebut dengan beberapa catatan. Di antaranya, sapi harus dalam kesehatan sehat. Adapun menerima sapi dalam keadaan yang sudah dipotong, pihaknya memantau asal daging hingga penyembelihan hewan.
”Jangan sampai daging yang masuk ke Jawa Barat dari hewan yang dalam keadaan sakit,” pungkasnya. (Putri)