BANDUNG BARAT (CAMEON) – Dulu desa ini tidak dikenal. Malah, daerah yang berbatasan dengan pegunungan yang masuk kawasan Kabupaten Subang lebih tepat dikatakan terisolir dari peradaban dunia. Sepi dan senyap.
Perjalanan yang harus ditempuh dari pusat pemerintahan desa menuju kantor Kecamatan Lembang perlu waktu sekitar satu jam. Jalan sekitar 5 km berlapis tanah dan bebatuan. Berbagai keperluan warga harus siap berjibaku dengan jalanan yang tidak nyaman.
Jika hujan datang, tantangan warga untuk datang ke perkotaan akan lebih tertantang. Setiap pagi, para siswa yang sekolah harus menjinjing sepatu agar tidak kotor saat mereka ke kelas.
“Dulu jalan disini sangat mengkhwatirkan. Berbagai aktivitas warga tentu sangat terhambat,” imbuh Kepala Desa Wangunharja Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat (KBB) Dede Hemawan, saat ditemui di kantornya, Rabu (27/9/2017).
Tapi itu dulu. Desa Wangunharja kini berbeda. Banyak rumah layak huni berdiri, ada banyak lembaga pendidikan mulai dari PAUD hingga tingkat SMA. Bahkan, ada poliklinik bermuatan peralatan medis mutakhir serta siaga dengan fasilitas rawat inap.
Selain tampilan fisik berupa bangunan dan infrastruktur yang banyak berdiri, di desa ini juga tumbuh sumber daya manusia (SDM) mumpuni. Masyarakatnya kreatif dan kekinian. Buktinya desa ini mendapatkan penghargaan
“Pembangunan desa ini dimulai dari jalan. Alhamdulillah, setelah ada jalan ini potensi wisata berupa Puncak Eurad juga menjadi tujuan destinasi para pengunjung,” ujar Dede.
Perubahan yang terjadi di desa itu terasa setelah ada perbaikan jalan diawal 2017 lalu. Jalanan yang dulu becek, kini sudah jauh lebih baik. Aktivitas pendidikan, perekonomian dan wisata berjalan mulus seperti jalan tol.
Semua kiprah yang ditorehkan desa ini terekam dalam kegiatan menyambut tahun baru hijriyah 1438 H, pada Rabu (26/9). Kegiatan yang dilaksanakan sepanjang hari hingga malam itu, menampilkan berbagai potensi masyarakat.
Acara pertama diawali dengan pawai taaruf. Ribuan masyarakat berkumpul di depan kantor desa setempat. Meski hujan membasahi Wangunharja sepanjang Rabu, namun kegiatan pawai taaruf ini tetap diikuti oleh masyarakat dengan antusias.
Berbagai pernak pernik, hasil pertanian dan kreativitas masyarakat dipamerkan dengan penuh keceriaan. Mereka berombongan pawai. Perwakilan lembaga pendidikan formal dan non formal, perwakilan RT, RW dan Dusun, serta berbagai komunitas lainnya unjuk kabisa.
Ada yang menampilkan marching band, kendaraan hias, hingga kreasi seni bernafaskan islami. Tidak ketinggalan para orang tua yang ikut pawai, sejumlah rombongan terlihat membawa berbagai macam hasil pertanian. Kemudian, setelah pawai taaruf itu hasil pertanian dan makanan dibagikan secara cuma-cuma.
“Ini adalah hasil panen kami. Ada cabai, tomat dan berbagai jenis sayuran. Kami sengaja bawa dalam mobil hiasan sebagai bentuk syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala,” kata Hamid (45), salah seorang warga dari RT 02/08, disela kegiatan.
Setelah pawai taaruf, acara selanjutnya diisi dengan tausyiah. Hingga malam menjelang, warga masyarakat semakin antuasias dengan pawai obor. Pemandangan yang unik terjadi dimalam hari disebuah pedesaan diperbukitan nan jauh dari perkotaan.
Wakil Bupati Bandung Barat Yayat T Soemitra yang mengikuti setiap rangkaian dalam kegiatan itu mengaku bangga atas berbagai macam kreativitas masyarakat. Ia pun mengaku takjub dengan kemajuan Desa Wangunharja yang peningkatannya pesat.
“Sekitar dua tahun lalu saya kesini, mobil patwal saja tidak bisa masuk. Akses jalan rusak dan tidak layak. Namun disini punya Kepala Desa yang visioner,” kata Yayat, saat ditemui disela kegiatan di desa tersebut, Rabu (26/9).
Dua tahun lalu itu, dia dengan kepala desa setempat bermimpi tentang kemajuan masyarakat yang lebih baik. Semua kemajuan diawali dengan mimpi yang realistis, lalu kemudian berani beraksi dalam berbagai langkah nyata.
Kini dia bersyukur karena infrastruktur jalan bisa membawa perubahan. Pendidikan, perekonomian dan wisata meningkat drastis setelah akses jalan lebih baik. Kegiatan menyambut tahun baru Muharam ini adalah satu buktinya.
“Kegiatan ini sangat kreatif. Apa yang ditampilkan oleh masyarakat di sini tidak kalah dengan berbagai kegiatan yang ada diperkotaan. Saya berkeyakinan, desa mandiri akan mampu menopang kemajuan dan kesejahteraan masyarakaat. InsyaAllah KBB akan lebih unggul,” kata Yayat penuh keyakinan. (Lukman)