KOTA TASIKMALAYA (CM) – Dalam menghadiri Dialog Nasional Indonesia Maju, di Rest Area Urug Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Sabtu (13/10/2018), Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, untuk mencetak generasi cerdas dan maju pihaknya telah menyiapkan program beasiswa pendidikan bagi masyarakat tidak mampu sampai perguruan tinggi.
“Target utamanya adalah jika ada orangtuanya lulusan SMP maka anaknya minimal harus lulus SMA/SMK, dan jika bapaknya lulusan SMA, maka anaknya minimal lulusan sarjana,” paparnya.
Dia menegaskan Pemerintah Provinsi Jabar tidak hanya mengurus soal infrastruktur, tapi juga program lahir bathin atau spiritualitas religius seperti magrib mengaji sampai isya, solat subuh berjamaah, termasuk bayar zakat online.
Semua itu, katanya, sudah ditekuni semenjak menjadi Wali Kota Bandung sebelum menjadi Gubernur Jabar. “Dulu orang bayar zakat malas, setelah dionline-kan pelaku termotivasi dan akhirnya naik dari 5 miliarr menjadi 30 miliar, rencananya pola-pola seperti sekarang ini tentunya ke depan akan diseragamkan,” ungkap Emil.
Pihaknya juga akan membentuk Perda pesantren agar para santri diurus dan dijamin oleh negara termasuk mencegah agar para kiainya tidak membuat proposal karena akan dibantu secara rutin tiap tahun.
“Saya ingin masjid-masjid dipimpin oleh imam-imam muda hafizd Qur’an, ditambah suaranya bagus, hafal 30 juz dan murotalnya yang baik. Dakwah digital supaya pemuda pemudi pegang HP 24 jam sehari itu jangan hanya diisi oleh kesia-siaan atau hal negatif, tapi hal positif, mulai kutipan hadist yang pendek, Qur’an yang pendek sehingga di baca mengisi kebengongan,” tegasnya.
Kemudian, dirinya juga akan melatih kursus english ulama, supaya pandai berbicara, berdakwah agama memakai english. Agar semua ulama di Jabar bisa dikirim oleh Gubernur bisa dakwah di Amerika, bertujuan untuk meluruskan kaum nasrani telah su’uzon dengan islam bisa diluruskan dan didamaikan oleh ulama Jabar.
Terakhir, Program Ekonomi dengan tujuan agar rakyat miskin tidak tersentuh rentenir. “Di Bandung sudah saya merdekakan, ada sekitar 16 ribu yang sebelumnya berbuat bunuh diri, cerai dan lainnya,” tuturnya.
Dia meminta seluruh mahasiswa untuk mengawal semua program jangan hanya mengandalkan pemerintah. (Edi Mulyana)