TASIKMALAYA (CM) – Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya melalui Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP), serius menangani Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menjangkiti sapi dan kerbau yang ada di Kabupaten Tasikmalaya. Setelah melakukan pemeriksaan di Pasar Hewan Manonjaya, DPKPP menemukan suspect baru berjumlah 12 kasus, sehingga total hewan yang terindikasi terkena PKM berjumlah 29 ekor.
Menindaklanjuti temuan baru tersebut, Kabid Peternakan pada Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya, Heri Kusdiana, terpaksa akan menutup empat pasar hewan yang ada di Kabupaten Tasikmalaya sampai waktu yang belum ditentukan.
“Memang ada pendapatanya untuk pemerintah dari pasar hewan. Tapi kalau kasus PMK terus naik, mau apalagi. Semua pasar hewan kami tutup,” jelasnya.
BACA : Minimalisir PMK pada Hewan, DPKPP Kab Tasikmalaya Sisir Pasar Hewan
Selain di Pasar Hewan Manonjaya, DPKPP juga melakukan pemeriksaan di beberapa lokasi peternakan pembesaran sapi, salah satunya adalah di Gabucci Farm berlokasi di Desa Tawangbanteng, Kecamatan Sukaratu. Namun di tempat tersebut tidak ditemukan suspek baru, hanya ada satu ekor sapi yang tampak sakit demam.
Terkait dengan sudah dekatnya momen Idul Adha 1443H, Dokter Hewan dari Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) DPKPP Kabupaten Tasikmalaya, drh. Dini Nur Wahyuni mengatakan, hanya akan mengandalkan hewan ternak lokal kabupaten Tasikmalaya.
Dengan ditutupnya distribusi hewan dari dalam maupun luar daerah, diharapkan bisa memutus penyebaran bakteri PMK lebih luas lagi. Meski begitu, pihaknya mengupayakan agar PMK tersebut bisa selesai yakni dengan adanya vakinasi pada ternak.
“Artinya dengan ditutup atau lockdown, tidak akan ada hewan masuk dari luar daerah ataupun dari dalam daerah ke luar daerah lainnya,” tegasnya. **