JAKARTA (CM) – Siapa mengira saat pandemi Covid-19 ini justru menjadi sebuah momentum yang dapat menguji tingkatan kreativitas seseorang, terkhusus di dunia perfilman indonesia.
Protokol kesehatan tentunya dapat berpengaruh terhadap produksi film secara keseluruhan. Karena dalam memproduksi sebuah film akan melibatkan banyaknsekali orang.
Dengan melibatkan banyak orang disaat seperti ini akan sama halnya membiarkan penularan virus Covid-19 menyebar virus ini terjadi.
Pegiat Filmografi dan Script Writer Andri Kamarulloh mengatakan, pihaknya terpaksa menahan ambisinya dalam membut film. Ia harus benar benar memutar otak agar ambisinya dapat tersalurkan.
Meski tidak mudah, karena biaya produksi, pilihan yang tersedia tidak terlalu banyak. Jumlah kru yang berkurang tak menuntut kemungkinan biaya produksi akan terus membengkak untuk menambal sisi lainnya.
Meski dalam stuasi pandemi yang belum usai Andri harus memutar otak agar produksi filmnya terus berjalan. Salah satunya dengan mengadakan casting daring atau online.
“Kesempatan tersebut akan menjadi peluang bagi siapa saja dalam mewujudkan mimpinya dalam dunia film,” ucap Andri.
Producer & Director dari beberapa film ini menyebut, dalam benerapa hari pihaknya telah mengadakan open casting web series Pancar secara daring, yang rencanya dibuat enam episode.
“Hasilnya luar biasa, masyarakat sangat antusias sekali,” kata dia.
Andri yang juga Pimpinan PH ini mengaku senang lantaran web series pancar yang diangkat dari sebuah novel “Cinta Santri dan Sakura” ini disambut antusias.
“Sampai saat ini ia mendapat banyak kiriman, bahkan ratusan video yang kami terima dalam benerapa hari terakhir semenjak diadakanya open casting online.
Tentunya ia menyambut baik respon masyarakat terhadap web series yang akan ia garap.
Menurutnya cerita dalam novel pancar yang akan ia garap dalam waktu dekat ini sangat menarik. Berikut sinopsis novel pancar (Cinta Platonik Satri dan Sakura)
Novel Pancar mengisahkan perjalanan manusia biasa yang tidak sempurna. Ada pula kisah percintaan yang mengharu-biru. Sebuah cinta platonik. Bukan tentang romantisme yang mengumbar nafsu dan mengobral syahwat.
Petualangan anak kampung di masa belum tersentuh media sosial, menjadi cerita renyah yang membangkitkan nostalgia. Beranjak dewasa, dia berjuang dengan mimpinya lalu rela melepas cintanya demi kebahagiaan banyak orang.(**)